Latar belakang: Indonesia menargetkan eliminasi malaria pada tahun 2030. Kabupaten Kotabaru merupakan daerah endemis malaria. Salah satu Desa Endemis yaitu Desa Batang Kulur yang terjadi peningkatan kasus signifikan sebanyak 12 kasus pada Bulan Maret 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur indeks entomologi, karakteristik, dan lingkungan habitat perkembangbiakan vektor malaria di Desa Batang Kulur.Metode: Kegiatan yang dilakukan yaitu penangkapan nyamuk dengan umpan orang, identifikasi dan pembedahan ovarium nyamuk untuk diketahui parusitas (pernah/tidak pernah bertelur) yang digunakan untuk memprediksi umur dan survei habitat perkembangbiakan vektor malaria.Hasil: Spesies dan komposisi nyamuk yang ditemukan yaitu Aedes vexans, Aedes albopictus, Culex quinquefasciatus, Culex tritaeniorhynchus, Culex vishnui, Mansonia dives dan Anopheles leucosphyrus. Kepadatan nyamuk Anopheles leucosphyrus 0,30 dan kepadatan permalam yaitu 2,67 dengan peluang hidup perhari 95% serta perkiraan umur populasi 21,54 hari. Fluktuasi Anopheles leucosphyrus mulai muncul pada jam 22.00 dan kembali meningkat pada jam 04.00. Tempat perindukan nyamuk yang ditemukan yaitu Habitat perkembang biakan nyamuk yang ditemukan ada 2 yaitu kolam dan mata air.Simpulan: Terdapat habitat perkembang biakan yang mendukung, peluang hidup 95% dan potensi umur nyamuk lebih dari masa inkubasi Plasmodium sehingga di Desa Batang Kulur merupakan daerah yang cocok untuk perkembangan vektor malaria. ABSTRACT Title: Investigation of Spot Survey of Malaria Entomological in Epedemic Areas in Kotabaru District, South KalimantanBackground: Indonesia is targeting malaria elimination by 2030. Kotabaru Regency is a malaria endemic area. One of the endemic villages, Batang Kulur Village, saw a significant increase of 12 cases in March 2019. The purpose of this study was to measure the entomological index, characteristics, and environment of the malaria vector breeding habitat in Batang Kulur Village.Method: Activities carried out include catching mosquitoes by baiting people, telephone and surgery for the mosquito ovaries to determine of parity (parous /nullyparous) which are used to predict age and survey the breeding habitats for malaria vectors.Result: The mosquito species and composition found were Aedes vexans, Aedes albopictus, Culex quinquefasciatus, Culex tritaeniorhynchus, Culex vishnui, Mansonia dives and Anopheles leucosphyrus. The density of the Anopheles leucosphyrus was 0.30 and the per night density was 2.67 with a 95% chance of survival per day and an estimated population age of 21.54 days. Anopheles leucosphyrus fluctuations began to appear at 22.00 and again increased at 04.00. The mosquito breeding places found were 2 mosquito breeding habitats, namely ponds and springs.Conclusion: There is a suitable breeding habitat, a 95% chance of survival and a potential age of mosquitoes that is more than the plasmodium incubation period so that in Batang Kulur Village is a suitable area for the development of malaria vectors.