Penelitian ini menyoroti komunikasi suportif yang diberikan sahabat pada mahasiswa rantau asal Papua di Yogyakarta dalam prosesnya menyesuaikan diri dan mengembangkan pribadi diri positif dalam menghadapi fenomena mengakar pemberian stereotipe negatif pada Papua di Yogyakarta. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan secara rinci bagaimana bentuk komunikasi suportif yang diberikan oleh sahabat dalam memberikan dukungan emosional dan fisik. Metode penelitian ini adalah fenomenologi dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam secara teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan karakteristik mahasiswa asal Papua menunjukkan karakter sifat terbuka menerima dan mengelola masukan secara positif. Padajalannya komunikasi suportif terdapat faktor yang mempengaruhinya yaitu adanya pemahaman perbedaan, kepribadian agreeableness, kesamaan gender dan tingginya intensitas tatap muka. Dukungan emosional untuk mahasiswa Papua ditunjukkan dengan tidak memberikan penghakiman atau merendahkan individu, pemberian afirmasi positif berupa kalimat penghargaan dan teguran sebagai nasehat untuk meminimalisir tekanan emosional menghadapi permasalahan di lingkungan perantauan. Bentuk dukungan fisik ditunjukkan dengan memberikan pertolongan agar mahasiwa Papua dapat mengatasi masalah diperantauan dengan tepat dan pemberian fasilitas atau ruang kesempatan unutk membantunya mengembangkan potensi diri secara positif.