ABSTRAKProgram Keluarga Berencana (KB) merupakan pengendalian penduduk di Indonesia yang dilakukan untuk meminimalisir kepadatan penduduk dan menaikkan kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Sebelum masa pandemi, Angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia sebesar 2,6 berada di atas rata-rata angka kelahiran di ASEAN yaitu 2,4 dan ketika pandemi terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menyebabkan fasilitas pelayanan kesehatan dibatasi, dapat memicu turunnya kepesertaan KB dan resiko kelahiran meningkat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi pada WUS di Kecamatan Duren Sawit pada masa pandemi COVID-19 tahun 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi yang diteliti merupakan Wanita Usia Subur (WUS) yang berdomisili di Kecamatan Duren Sawit, lalu dipilih 290 sampel dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini berlangsung pada bulan April hingga Mei 2022 dan analisis yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan chi-square, dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya hubungan yang signifikan (p-value <0,05) antara pendapatan, pengetahuan, sikap, dukungan kader, dan dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan analisis multivarait disimpulkan bahwa dukungan suami meruapakan variabel yang paling dominan memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi pada WUS (POR: 21,08; 95%CI=8,70-51,07). Dengan demikian WUS yang mendapatkan dukungan suami berpotensi 21,08 kali akan menggunakan alat kontrasepsi dibanding WUS yang tidak mendapatkan dukungan suami. Kata Kunci: Alat kontrasepsi, WUS, determinan, keluarga berencana, COVID-19