2009
DOI: 10.1186/1757-1627-2-7003
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Generalized tetanus in a 4-year old boy presenting with dysphagia and trismus: a case report

Abstract: Introduction: The low incidence of tetanus in developed countries has resulted in a decreased vigilance of this disease. This raises concern, as the prodromal stadium of a generalized tetanus infection may lack the characteristic paroxysmal muscle spasms. Tetanus can rapidly progress into life-threatening muscle spasms accompanied by respiratory insufficiency and/or autonomic dysfunction. This emphasizes the need for early diagnosis and treatment.

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2019
2019
2019
2019

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(6 citation statements)
references
References 6 publications
(8 reference statements)
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…C.tetani terdapat di lingkungan bebas, debu, benda berkarat, ataupun peralatan operasi yang tidak steril. [1][2][3][4][5][6][7] Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), angka kejadian tetanus telah menurun melebihi 95% dibandingkan sejak pertama kali penyakit ini ditemukan pada tahun 1947, dan angka kematian telah menurun 99%. Pada tahun 2015, di United States, terdapat 29 kasus tetanus, dengan case fatality rate 13.2%.…”
Section: Latar Belakangunclassified
See 4 more Smart Citations
“…C.tetani terdapat di lingkungan bebas, debu, benda berkarat, ataupun peralatan operasi yang tidak steril. [1][2][3][4][5][6][7] Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), angka kejadian tetanus telah menurun melebihi 95% dibandingkan sejak pertama kali penyakit ini ditemukan pada tahun 1947, dan angka kematian telah menurun 99%. Pada tahun 2015, di United States, terdapat 29 kasus tetanus, dengan case fatality rate 13.2%.…”
Section: Latar Belakangunclassified
“…Setelah berada di sistem saraf pusat, toksin akan berikatan dengan inhibitor GABA atau saraf glisinergik sehingga toksin tetanus dapat memotong VAMP dan menghambat pelepasan GABA dan glisin sehingga menyebabkan manifestasi patognomonik berupa kontraksi, rigiditas otot dan spasme dari otot yang hiperaktif dan nyeri. [3][4][5][6][7]9,10,14,12 Gejala yang kurang spesifik seperti irritable, susah menelan, kaku pada leher, rigiditas pada otot abdomen dan thoraks. 14 Toksin akan berikatan secara ireversibel sehingga setelah toksin berikatan, toksin tidak akan dapat dinetralisir oleh tetanus immunoglobulin (TIG).…”
Section: Laporan Kasusunclassified
See 3 more Smart Citations