2013
DOI: 10.17660/actahortic.2013.975.16
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Genetic Variability of Mangosteen, an Apomictic Garcinia

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
3
2

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Pengaruh faktor internal dapat berupa faktor fisiologis maupun genetik. Secara genetik, iles-iles adalah tanaman apomiksis sehingga keragaman genetik diyakini kecil (Jansen et al 1996), walaupun kemungkinan variasi genetik tetap ada seperti pada manggis (Sobir et al 2013). Kandungan utama umbi iles-iles adalah glukomanan, berbeda dengan talas yang memiliki kandungan pati (Fasidi 1994).…”
Section: Pertumbuhan Akarunclassified
“…Pengaruh faktor internal dapat berupa faktor fisiologis maupun genetik. Secara genetik, iles-iles adalah tanaman apomiksis sehingga keragaman genetik diyakini kecil (Jansen et al 1996), walaupun kemungkinan variasi genetik tetap ada seperti pada manggis (Sobir et al 2013). Kandungan utama umbi iles-iles adalah glukomanan, berbeda dengan talas yang memiliki kandungan pati (Fasidi 1994).…”
Section: Pertumbuhan Akarunclassified
“…Therefore it is necessary for the future to find more varieties of mangostana in the different islands of the country to give updates and to uplift mangostana farming and propagate quality fruits. As claimed by Sobir et al (2013), it warrants that G. mangostana and G. malaccensis form single interrelated taxon. With this, previous publications treated G. mangostana and G. malaccensis species rooted from single species and these domesticated mangosteens could still be recognized at the varietal level.…”
Section: Discussionmentioning
confidence: 89%
“…Pentingnya peningkatan keragaman genetik berkaitan dengan proses seleksi. Hal ini dikarenakan dengan adanya variabilitas yang luas, proses seleksi dapat dilakukan secara efektif karena akan memberikan peluang yang lebih besar untuk diperoleh karakter-karakter yang diinginkan (Sobir and Poerwanto, 2007). Mutasi itu sendiri sebenarnya dapat terjadi secara alamiah di alam, namun peluang kejadiannya sangat kecil, sehingga dalam bidang pemuliaan tanaman umumnya lebih banyak dilakukan induksi mutasi (Duncan et al, 1995).…”
Section: Pembahasanunclassified