Latar Belakang: Stres merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama yang sering dihadapi oleh lansia. Tingkat stres pada lansia diartikan sebagai tinggi rendahnya masalah psikologis yang dialami oleh lansia sebagai stressor terhadap perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Lansia yang memiliki pendapatan yang rendah akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dapat menimbulkan stres. Namun, semakin bertambahnya usia, maka individu mampu beradaptasi dengan situasi dan memiliki toleransi yang baik terhadap stressor. Tujuan: Diketahuinya gambaran usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan serta hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat stres pada lansia. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 183 responden dengan teknik convenience sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner aspek penilaian stres dengan DASS-42. Data bivariat dianalisis dengan menggunakan Uji Mann-Whitney. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat stres pada lansia (p value > 0,05). Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki tingkat stres yang normal sebanyak 164 responden (89,6%), stres ringan sebanyak 10 responden (5,5%), stres sedang sebanyak 8 responden (4,4%), stres berat sebanyak 1 responden (0,5%), dan seluruh responden tidak ada yang mengalami stres sangat berat (0%). Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan dengan tingkat stres pada lansia.