Sebanyak 3,18% penduduk Indonesia yang berusia di atas 10 tahun masih buta aksara. Ini menjadi kepribatian yang perlu direspon dengan penguatan literasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa manfaat dari pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bersaudara dalam menciptakan ruang bersama bagi warga masyarakat. Metode penelitian yang dilakukan adalah secara kualitatif dengan action plan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Teknik samping dilakukan dengan purposive random sampling. Informan dalam penelitian sebayak 7 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi dan rancangan program kegiatan RW belum menyentuh anak-anak. Remaja dan pemuda memiliki wadah organisasi karang taruna, kaum bapak tergabung dalam komunitas olah raga, dan kaum ibu memiliki komunitas arisan. Anak-anak luput dari perhatian. Pendirian TBM Bersaudara yang berbasis inklusi sosial merupakan jawaban untuk mengakomodir terciptanya ruang bersama bagi masyarakat. Fokus kegiatan rutin untuk menyediakan ruang bersama bagi anak-anak. Sedangkan kegiatan terprogram dirancang untuk pengembangan kapasitas bagi usia yang lebih dewasa. TBM Bersaudara berperan dalam menciptakan ruang bersama bagi warga masyarakat, meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan warga, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas, perilaku positif, dan kualitas hidup. Implikasi penelitian ini adalah TBM dapat berperan sebagai katalisator untuk kegiatan komunitas, seperti diskusi kelompok, lokakarya, dan acara budaya, yang pada gilirannya dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan sosial.