2021
DOI: 10.26593/sentris.v2i1.4615.87-103
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Globalisasi dan Penerimaan LGBTQ+ di ASEAN: Studi Kasus Budaya Boys’ Love di Thailand

Abstract: ABSTRAK             Dorongan global terkait LGBTQ+ masih menghadapi banyak tantangan, terutama di kawasan-kawasan timur, tak terkecuali di Asia Tenggara. Kebanyakan hukum nasional mengidentifikasi penganut LGBTQ+ sebagai gangguan kejiwaan yang pantas diberi hukuman-hukuman tertentu. Fenomena ini tentu berdampak pada bagaimana masyarakat menerima kaum ini secara sosial. Menurut penelitian yang dilakukan Pew Research Center, penerimaan publik terkait gerakan LGBTQ+ telah meningkat sejak tahun 2002, bahkan di neg… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(2 citation statements)
references
References 13 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Ya mangkanya mereka jadi gitu" (Astro, W2, 462) Pada awalnya Fay dan Astro sama sekali tidak menerima adanya hubungan Homoseksual, tetapi selama ia terjun dalam dunia Boys Love yang telah merubah pandangannya, bagi Fay, ia hanya bisa sebatas menerima keberadaan mereka. Pengaruh signifikan terhadap perubahan persepsi maupun toleransi hanya dapat dirasakan bagi mereka yang memang berkecimpung dan dapat mengakses berbagai macam konten Boys Love (Habibah et al, 2021). Dimensi toleransi pada partisipan kedua juga dapat dikatakan sebagai Logical Toleration, karena partisipan masih meyakini bahwa perilaku Homoseksual adalah hal yang salah, tetapi tidak perlu adanya pengucilan pada individu Homoseksual, dan lebih baik untuk memberikan dukungan pada mereka, karena hal tersebut yang mereka butuhkan.…”
Section: Hal Ini Tentulah Bertentangan Denganunclassified
“…Ya mangkanya mereka jadi gitu" (Astro, W2, 462) Pada awalnya Fay dan Astro sama sekali tidak menerima adanya hubungan Homoseksual, tetapi selama ia terjun dalam dunia Boys Love yang telah merubah pandangannya, bagi Fay, ia hanya bisa sebatas menerima keberadaan mereka. Pengaruh signifikan terhadap perubahan persepsi maupun toleransi hanya dapat dirasakan bagi mereka yang memang berkecimpung dan dapat mengakses berbagai macam konten Boys Love (Habibah et al, 2021). Dimensi toleransi pada partisipan kedua juga dapat dikatakan sebagai Logical Toleration, karena partisipan masih meyakini bahwa perilaku Homoseksual adalah hal yang salah, tetapi tidak perlu adanya pengucilan pada individu Homoseksual, dan lebih baik untuk memberikan dukungan pada mereka, karena hal tersebut yang mereka butuhkan.…”
Section: Hal Ini Tentulah Bertentangan Denganunclassified
“…Baudinette (2019) stated that Boys' Love (BL) is a genre of homoerotic media originally from Japan, often named alternatively as 'yaoi' (usually found in comics and anime), whose storyline is centered around bishonen (handsome males) aimed at heterosexual female audiences. In the Thai television drama or often called lakhon, the representation of queer sexuality is often treated as a side story until the emergence of series, such as Love of Siam in 2007 and Lovesick the Series in 2014-2015 that broke the mainstream contents of the contemporary Thai mediascape (Habibah et al, 2021;Baudinette, 2019). MyDramaList (in Baudinette, 2019) reported that from 2015 to 2019, forty-seven Boys' Lovetheme TV series were broadcasted in Thailand.…”
Section: Popular Culture Consumption Amidst the Intensification Of Po...mentioning
confidence: 99%