Government Risk Communication on Greenhouse Gas Emission Reduction to Tackle Climate Change

Abstract

Indonesia sangat rentan terhadap dampak pemanasan global, perubahan iklim, dan kejadian bencana. Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar di dunia. Peningkatan emisi GRK menyebabkan pemanasan gobal, perubahan iklim dan kejadian bencana yang langsung terlihat seperti tingginya permukaan laut, cuaca ekstrim, banjir, longsor, dan polusi udara. Dalam mengkomunikasikan risiko bencana lingkungan, Pemerintah dianggap paling tepat sebagai komunikator risiko. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), telah melakukan komunikasi risiko untuk menahan laju emisi GRK di Indonesia. Penelitian bertujuan mengeksplorasi proses komunikasi risiko yang dilakukan oleh Pemerintah dan pesan risiko yang disampaikannya dalam penurunan emisi GRK di Indonesia, Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data melalui telaah dokumen pemerintah, studi literatur, observasi langsung dengan mengamati program pemerintah, dan observasi partisipan dengan melibatkan diri pada komunitas Jejaring Indonesia Rendah Emisi (JIRE). Hasil penelitian menunjukkan, proses komunikasi risiko dijalankan oleh masing-masing sektor terkait penurunan emisi GRK, dikoordinir oleh leading sector yaitu Direktorat Inventarisasi GRK, KLHK. Namun, komunikasi risiko tersebut belum memiliki pesan risiko yang dibangun secara utuh melalui media internal yang dimiliki leading sector tersebut. Pengembangan pesan risiko harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas komunikasi risiko pemerintah.

Adapting of Quality Education; Towards Excellent and Competitive Higher Education

“…Climate change is a change in climate elements in the long term (50 years-100 years) influenced by human activities that produce greenhouse gas emissions. In Indonesia, greenhouse gases originating from human activities can be distinguished in several ways: forest damage, including changes in land use, use of fossil energy, agriculture and animal husbandry, and waste (Patrianti et al, 2020). A development with an environmental or environmental perspective, known as sustainable development, has been agreed by most countries, including Indonesia, as a concept, strategy, and model that is expected to maintain the preservation of environmental functions.…”

Edukasi Mitigasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim Menggunakan Film Dokumenter

“…Secara lebih lanjut, hal ini dapat menyebabkan terjadinya migrasi atau perpindahan penduduk ke wilayah baru (Yuniartanti, 2021). Perubahan pola musim hujan dan musim panas yang tidak menentu juga dapat memengaruhi kegagalan hasil pertanian, sehingga berdampak pada sektor ekonomi masyarakat dan ketahanan pangan (Oktaviani, 2011;Perdinan et al, 2018).…”

“…Secara ringkas tindakan mitigasi mengarah pada bentuk kegiatan yang sifatnya preventif (pencegahan) terhadap semakin meningkatnya jumlah gas rumah kaca, sedangkan tindakan adaptasi mengarah pada tindakan penyesuaikan diri terhadap keadaan yang ditimbulkan dari perubahan iklim. Bentuk kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dapat dilakukan di berbagai sektor kehidupan, seperti pertanian, kehutanan, perikanan serta kelautan dan sebagainya (Perdinan et al, 2018;Budiastuti, 2020;Diposaptono, 2011;Sudrajat, 2019).…”

Pengukuran Stok Karbon Ekosistem Lamun Di Kawasan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur

“…Indonesia merupakan bagian dari carbon emitters atau negara penghasil emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar. Peningkatan emisi GRK ini memicu terjadinya pemanasan gubal, perubahan iklim dan bencana seperti tingginya permukaan laut, cuaca ekstrem, banjir, longsor, dan polusi udara (Patrianti et al, 2020). Tingginya gas CO2 di atmosfer dapat diminimalkan karena bumi memiliki penyimpan karbon alami berupa ekosistem pesisir berbasis padang lamun.…”