Geoid merupakan referensi tinggi di Indonesia sesuai amanat Peraturan Kepala BIG (Perka BIG) nomor 15 Tahun 2013 tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI). Melalui website http://srgi.big.go.id/srgi2, BIG secara bertahap memenuhi kebutuhan masyarakat terkait dengan sistem referensi geospasial termasuk di dalamnya informasi model geoid Indonesia. Model geoid Indonesia yang dihasilkan pada tahun 2013 merupakan model geoid Indonesia yang diolah berbasis pulau. pada tahun 2018, dilakukan updating model geoid Indonesia. Tujuannya untuk menghasilkan model geoid Indonesia secara keseluruhan atau terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah; Data spherical harmonic beberapa model geoid global sebagai data gelombang panjang, data gelombang menengah menggunakan Data DTU-10, data gayaberat airborne wilayah Pulau Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Sedangkan data gelombang pendek menggunakan Data SRTM-15 meter. Metode yang digunakan dalam pemodelan geoid adalah metode Fast Fourier Transform (FFT). Data-data tersebut diolah dengan menggunakan perangkat lunak gravsoft yang telah dimodifikasi di sesuaikan dengan kebutuhan Indonesia. Validasi model geoid dilakukan dengan membandingkan nilai geoid gravimetrik hasil pengolahan model geoid dari data gayaberat, dengan nilai geoid geometrik dari pengukuran GNSS di pilar Tanda Tinggi Geodesi (TTG). Dari pengolahan data, menghasilkan model geoid dari beberapa data komponen gelombang panjang yang berbeda. Model geoid dengan standar deviasi terkecil adalah model geoid yang diperoleh dari kombinasi komponen gelombang panjang EGM2008 - derajat 2190 dengan nilai standar deviasi 0.2283. Metode pemodelan geoid secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia lebih relevan dilakukan di negara kepulauan seperti Indonesia, dikarenakan lebih memudahkan unifikasi model geoid antara darat dan laut.