KARAKTERISASI LIMBAH DARI PRODUKSI RADIOISOTOP MOLIBDENUM-99. Radioisotop 99Mo diproduksi terutama sebagai radioisotop induk untuk memperoleh radioisotop tecnisium-99m (99mTc). Radioisotop 99mTc dipakai dalam kedokteran nuklir antara lain untuk diagnosis pada kelainan tulang, otak, thyroid, paru-paru, hati dan ginjal. Di Indonesia 99Mo diproduksi oleh PT. Industri Nuklir Indonesia (INUKI) dari target uranium yang dilekatkan kedalam dinding kapsul baja tahan karat untuk kemudian diiradiasi di Reaktor GA Siwabessy. Pengambilan 99Mo dalam target dilakukan dengan proses CINTICHEM. Pada proses CINTICHEM akan ditimbulkan beberapa jenis limbah yang salah satunya adalah Radioactive Fission Waste (RFW). Limbah ini memiliki paparan radiasi yang besar yang mengakibatkan karakterisasi limbah secara laboratorium sulit dilakukan. Pengelolaan limbah yang tepat memerlukan karakteristik limbah yang tepat pula. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan karakterisasi limbah RFW menggunakan program komputer ORIGEN 2.1 dengan data parameter input adalah data dari salah satu batch produksi 99Mo di PT INUKI yang berupa data target uranium diperkaya tinggi 92,7% yang dilekatkan pada kapsul baja tahan karat AISI 304L, iradiasi dilakukan pada posisi Centre Irradiation Position (CIP) dalam Reaktor Serbaguna GA Siwabessy dengan fluks netron termal: 1,12x1014 n/cm2detik dan iradiasi target dilakukan selama 96 jam. Seleksi radionuklida yang relevan terhadap metode pengelolaan limbah dilakukan berdasarkan pada waktu paro, tingkat kliren dan radiotoksisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai dengan waktu peluruhan 50 tahun, total konsentrasi aktivitas limbah 3,01x109 Bq/g dengan kandungan radionuklida produk aktivasi, aktinida dan anak luruhnya serta produk fisi. Selain itu limbah ini juga mengandung 235U yang masih cukup besar serta radionuklida umur paro panjang dengan tingkat toksisitas yang sangat tinggi. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2013 limbah ini diklasifikasikan sebagai limbah radioaktif tingkat sedang dan memerlukan pengelolaan dengan tingkat keselamatan yang tinggi.