2023
DOI: 10.30996/jhmo.v6i1.8293
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hacker Bjorka: Pihak yang Berperan dalam Mencegah Kebocoran Data

Apryan Anggara,
Muhammad Ruhly Kesuma Dinata

Abstract: Abstract Technological advances will give birth to new innovations and these various innovations will contribute to better living infrastructure. However, technological advances have a negative side, which can create crimes that are growing and varied. The variety of crimes we have never encountered before. This is due to changes in the way humans think and behave as a result of developments towards virtualization. The cybercrime committed by Bjorka hackers is an example of the variety of crimes from the… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 11 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Framing yang dibangun oleh media online juga mengindikasikan bahwa kebijakan dan sistem keamanan siber yang dibangun oleh pemerintah Indonesia masih lemah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Samad, 2022)bahwa instansi pemerintah Indonesia masih rentan terhadap serangan siber, juga penelitian Anggara & Dinata (2023)yang berkesimpulan bahwa keamanan siber di Indonesia masih kurang baik, sebab "kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni dalam segi jumlah atau segi keahlian butuh adanya bimbingan, sosialisasi, edukasi keahlian, serta pengamanan personil" (Anggara & Dinata, 2023). Selain itu, melalui framing media online juga mengisyaratkan bahwa kebijakan pemerintah terkait keamanan siber juga belum mapan, sejalan dengan Anggara & Dinata (2023) bahwa "kebijakan-kebijakan keamanan siber yang dibuat kurang memadai seperti posisi KOMINFO dan BSSN yang tumpang tindih, fasilitas dan anggaran penunjang kinerja yang belum maksimal sebab negara berkembang masih tertinggal dalam menyesuaikan kemajuan teknologi yang ada" (Anggara & Dinata, 2023).…”
Section: Metode Penelitianunclassified
“…Framing yang dibangun oleh media online juga mengindikasikan bahwa kebijakan dan sistem keamanan siber yang dibangun oleh pemerintah Indonesia masih lemah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Samad, 2022)bahwa instansi pemerintah Indonesia masih rentan terhadap serangan siber, juga penelitian Anggara & Dinata (2023)yang berkesimpulan bahwa keamanan siber di Indonesia masih kurang baik, sebab "kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni dalam segi jumlah atau segi keahlian butuh adanya bimbingan, sosialisasi, edukasi keahlian, serta pengamanan personil" (Anggara & Dinata, 2023). Selain itu, melalui framing media online juga mengisyaratkan bahwa kebijakan pemerintah terkait keamanan siber juga belum mapan, sejalan dengan Anggara & Dinata (2023) bahwa "kebijakan-kebijakan keamanan siber yang dibuat kurang memadai seperti posisi KOMINFO dan BSSN yang tumpang tindih, fasilitas dan anggaran penunjang kinerja yang belum maksimal sebab negara berkembang masih tertinggal dalam menyesuaikan kemajuan teknologi yang ada" (Anggara & Dinata, 2023).…”
Section: Metode Penelitianunclassified