Penyakit gigi dan mulut diakui sebagai beban berat, baik bagi individu maupun masyarakat. Proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut terbesar di Indonesia adalah gigi berlubang, yaitu sebesar 45,3%. Karies preventif adalah salah satu cara lain untuk mencegah karies. Primary Health Care (PHC) memiliki fungsi preventif, meskipun memiliki berbagai kendala. Belum ada alat ukur yang dapat digunakan untuk penelitian yang membahas hambatan dokter gigi dalam melakukan tindakan pencegahan. Tujuan penelitian ini adalah membuat alat ukur yaitu kuesioner untuk mengetahui hambatan dokter gigi dalam melakukan tindakan pencegahan karies. Metode: Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan studi observasional menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah dokter gigi di Puskesmas Kota Bandung, yang dipilih dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden. Hasil: Peneliti melakukan adaptasi lintas budaya kemudian melakukan uji validitas. Sebagian besar item memiliki korelasi yang tinggi atau kuat dalam uji validitas. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua faktor menyajikan nilai lebih tinggi dari 0,9, menunjukkan bahwa item kuesioner memiliki konsistensi internal yang tinggi. Simpulan: Kuesioner memiliki tingkat konsistensi internal yang baik, sehingga dinyatakan valid dan reliabel serta dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui hambatan dokter gigi dalam melakukan tindakan pencegahan karies. Kata kunci: Karies; pencegahan kedokteran gigi; hambatan; Puskesmas
Cross-cultural adaptation of questionnaire to know dentists barriers in caries prevention measures