akibat oksigen, temperatur, cahaya, pH, serta panas sehingga dapat berpengaruh terhadap kestabilannya ketika akan dirancang sebagai produk makanan, farmasi, dan kosmetika. Enkapsulasi merupakan salah satu pengembangan teknologi yang diketahui mampu meningkatkan stabilitas zat aktif yang rentan mengalami ketidakstabilan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan agen pengenkapsulasi serta faktor yang dapat meningkatkan kestabilan pada sistem enkapsulasi vitamin c pada suhu dan waktu tertentu. Kajian ini berbasis systematic literature review dengan mengkaji artikel yang diperoleh dari database dengan reputasi baik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Hasil kajian menunjukkan bahwa teknik enkapsulasi yang sering digunakan adalah spray drying. Dalam pengembangan agen pengenkapsulasi vitamin C, gelatin dan gom arab memberikan nilai efisiensi enkapsulasi tertinggi yaitu senilai 98%. Selain itu, minyak palem, air suling, dan surfaktan polivinil alkohol dalam Solid Lipid Microcapsules (SLMs) memberikan nilai stabilitas kadar vitamin c tertinggi ketika dilakukan pengujian pada suhu 20-25ºC selama 30 hari yaitu senilai 97,62±08%. Keberhasilan sistem enkapsulasi dalam memberikan stabilitas terhadap vitamin c dapat dikaji melalui nilai polidispersitas, morfologi, kurva distribusi ukuran partikel, serta penambahan eksipien tambahan. Dari hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai teknik dan agen pengenkapsulasi untuk mengembangkan sistem mikroenkapsulasi vitamin c yang potensial untuk meningkatkan dan waktu simpan vitamin c dengan berbagai faktor yang memengaruhinya.