<p>Kehilangan hasil akibat pecah polong merupakan masalah serius pada budi daya kedelai di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi ketahanan genotipe kedelai terhadap pecah polong dan mengkarakterisasi karakter agronomi masing-masing genotipe. Sebanyak 24 genotipe kedelai diuji lapang di Kabupaten Nganjuk dan Mojokerto pada bulan Februari-Mei 2017. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 24 perlakuan dan diulang tiga kali. Pengujian ketahanan terhadap pecah polong menggunakan metode oven. Ragam ketahanan terhadap pecah polong 24 genotipe kedelai terjadi pada suhu 50 °C dan 60 °C. Diperoleh satu genotipe sangat tahan terhadap pecah polong dari penelitian di Nganjuk, yakni G511H/Anj//Anj///Anj////Anjs-4, dua genotipe tahan (varietas Anjasmoro dan Detap 1), dan satu genotipe moderat (G 511 H/Anj//Anj///Anj////Anjs-8-5). Pada penelitian di Mojokerto, tidak diperoleh genotipe kedelai yang tergolong sangat tahan, namun diperoleh empat genotipe (G 511 H/Anj//Anj///Anj////Anjs-8-5, G 511 H/Anj//Anj///Anj////Anjs-4, varietas Anjasmoro, dan Detap 1) tahan pecah polong. Pengelompokan ketahanan berdasarkan rata-rata dari dua lokasi memperoleh satu genotipe tahan pecah polong, yaitu G511H/Anj//Anj///Anj////Anj-4, sama tahan dengan varietas pembanding tahan yaitu varietas Detap 1. Genotipe G511H/Anj//Anj///Anj////Anj-4 berumur genjah (masak pada 79 hst), ukuran biji besar (16,16 g/100 biji), dan hasil biji mencapai 3,08 t/ha. Karakteristik genotipe kedelai yang demikian diperlukan untuk peningkatan produksi kedelai di Indonesia yang beriklim tropis. <br /><br /></p>