ABSTRAKBakteri laut penghasil enzim xilanase dan mananase menyimpan banyak potensi bagi bioteknologi kelautan. Informasi sebarannya juga dapat digunakan untuk memetakan keragaman bakteri laut serta analisis lingkungan perairan Indonesia sehingga pemanfaatannya dapat tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri laut pendegradasi xilan dan manan dari Indonesia. Penapisan kemampuan xilanolitik dan manolitik menggunakan metode Congo red dilakukan pada isolat bakteri yang diisolasi dari Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, dan Laut Sawu pada kedalaman 5 dan 20 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat X7517, X1654, dan XM26511 diketahui menghasilkan xilanase dengan kondisi optimal reaksi enzim masing-masing adalah pH 9, T 90 °C (2,253±2,075 U/ml), pH 6, T 70 °C (0,633±0,082 U/ml), dan pH 6, T 70 °C (2,293±0,066 U/ml). Ketiganya diketahui memiliki kesamaan genetis dengan Halomonas aquamarina DSM 30161, Alteromonas macleodii NBRC 102226, dan H. meridiana NBRC 15608. Isolat bakteri manolitik L15203 dan L16571 memiliki kesamaan dengan Idiomarina zobellii KMM231, sedangkan isolat L2207 memiliki kesamaan dengan Bacillus sp. MB 71. Ketiga bakteri tersebut memiliki aktivitas mananase optimal pada kondisi alkali, masing-masing pada pH 8, T 80 °C (0,477±0,024 U/ml) untuk L 15203, pH 9, T 90 °C (0,476±0,009U/ml) untuk L16571 dan pH 9, T 80 °C (0,528±0,057 U/ml) untuk L2207. Bakteri laut xilanolitik dan manolitik yang berpotensi dalam produksi xilanase dan mananase melimpah di sebagian perairan Indonesia, terutama di perairan yang semakin dekat permukaan laut atau perairan dangkal. 8, T 70 °C (0.477±0,024 U/ml), pH 9, T 80 °C (0.476±0,009U/ml) and pH 9, T 80 °C (0.528 ±0,057 U/ml), respectively. Xylanolytic and mannolytic marine bacteria that are potential for xylanase and mannanase production were found abundantly on parts of Indonesian waters particularly at shallow water.
KATA KUNCI: bakteri laut Indonesia, xilanase, mananase
ABSTRACT
Xylanase and mannanase producing marine bacteria are potential to be utilized in marine biotechnology. Information of their distribution is important to determine the biodiversity pattern of marine bacteria and to analyze the aquatic environment in