2023
DOI: 10.31004/obsesi.v7i1.3168
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hegemoni Maskulinitas: Konstruksi Gender pada Pendidikan Anak Usia Dini

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana tenaga pengajar pada TK berbasis Islam khususnya TK Aisyiyah ABA Sawangan Kota Depok dalam mengkonstruksi identitas gender pada anak usia dini sesuai dengan nilai Kemuhammadiyahan dan misi Aisyiyah. penelitian ini berusaha untuk memahami bagaimana tenaga pengajar melihat anak-anak di sekolah berkembang, bernegosiasi dan mengkonstruksi gender yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori feminis poststrukturalis sebagai pisau analisis dengan metode kuali… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 27 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Maskulinitas hegemonic menentunkan bagaimana harusnya menjadi laki-laki. Laki-laki diarahkan pada hegemoni maskulinitas seperti penampilan yang kuat, berkarakter berani, dan mampu menanggung beban serta memiliki peran public (Qosyasih, Amirullah, and Sari 2023). Hingga menghasilkan maskulinitas yang kaku.…”
Section: Pembahasan Hegemoni Maskulinitasunclassified
“…Maskulinitas hegemonic menentunkan bagaimana harusnya menjadi laki-laki. Laki-laki diarahkan pada hegemoni maskulinitas seperti penampilan yang kuat, berkarakter berani, dan mampu menanggung beban serta memiliki peran public (Qosyasih, Amirullah, and Sari 2023). Hingga menghasilkan maskulinitas yang kaku.…”
Section: Pembahasan Hegemoni Maskulinitasunclassified
“…Para pria sendiri berpendapat bahwa di kalangan kaum pria, nilai-nilai maskulin tradisional masih begitu dihargai (Iacoviello et al, 2022). Melalui penelitian Qosyasih et al, (2023) dapat dipahami bahwa masyarakat mempelajari bahwa laki-laki akan memiliki gender maskulin secara mutlak. Pemahaman yang keliru tersebut kemudian menjadi pemahaman turun temurun yang seakan-akan tidak dapat dipertanyakan kebenarannya.…”
unclassified
“…Kesadaran palsu atas dominasi maskulin yang dipercaya masyarakat membuat kaum minoritas kerap tertindas (Nunn & Bolt, 2015). Hal ini dapat terjadi karena nilai-nilai maskulin sebagai orthodoxy juga dilanggengkan melalui institusi pendidikan (Qosyasih et al, 2023).…”
unclassified