Herpes simplex virus is one the most common causes of sexually transmitted diseases. This infection is common in reproductive age women and can cause severe sequealae for fetus and neonates because this virus can be transmitted to the fetus during pregnancy and the newborn. Infection of Herpes simplex can occurs as first or primary infection and recurrent infection. Most of the case is asymptomatic. Rarely during intrauterine, the risk of transmission of maternal-fetal can be increased during the last trimester of pregnancy and delivery. Infeksi Herpes simplex virus (HSV) merupakan salah satu virus penyebab infeksi menular seksual yang meluas di seluruh dunia. Seroprevalensi HSV meningkat 30 persen sejak tahun 1970-an dan menyebabkan 1 dari 5 orang dewasa terinfeksi HSV.1-4 Seroprevalensi HSV pada penderita dengan infeksi menular seksual adalah sekitar 17-40% yaitu 6% pada populasi umum dan 14% pada wanita hamil, bergantung pada status sosioekonomi dan perilaku seksual.
5-7Infeksi HSV sering terjadi pada wanita usia reproduktif dan dapat ditransmisikan kepada fetus pada saat kehamilan, persalinan maupun sesudah persalinan. Herpes simplex virus merupakan penyebab penting infeksi pada neonatus dan dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pada bayi yang baru dilahirkan.
8-11
Herpes simplex virusHerpes simplex virus adalah virus DNA double stranded, kapsid ikosahedral, ber-envelope, dan termasuk dalam famili Herpesviridae. Virus ini masuk melalui membran mukosa dan kulit yang tidak intak, lalu bermigrasi ke jaringan saraf. [12][13][14][15] Sesudah terjadi infeksi primer, HSV bertahan di dalam tubuh penderita dan memasuki fase laten atau persisten.15 Virus ini menyebabkan infeksi mukokutan, sistem saraf pusat dan kadang-kadang dapat mengancam jiwa.
9Terdapat 2 tipe HSV yang berbeda secara genetik dan predileksi lesi yang ditimbulkan yaitu HSV-1 yang sering menyebabkan lesi di daerah orofasial dan ditularkan melalui kontak non seksual dan HSV-2 di daerah genital yang ditularkan melalui aktivitas seksual. Tetapi adanya perubahan pada perilaku seksual individu menyebabkan HSV-1 juga dapat menginfeksi daerah genital.