Pemanfaatan smartphone kelas konsumen sebagai perangkat sensor medis mempunyai potensi yang sangat besar, terutama bila dilengkapi dengan sensor yang mampu melacak berbagai biosinyal, termasuk suara dan denyut nadi. Namun, karena beberapa kendala teknis yang terkait dengan kamera ponsel pintar, memastikan kepatuhan terhadap standar perangkat medis untuk pengukuran oksimetri nadi yang akurat menjadi sebuah tantangan. Makalah ini memperkenalkan aplikasi ponsel pintar baru yang dirancang untuk memperkirakan tanda-tanda vital seperti detak jantung dan tingkat SpO2. Aplikasi ini menggabungkan metode untuk meningkatkan laju pengambilan sampel kamera, sehingga meningkatkan akurasi pengukuran. Penelitian ini melibatkan pemrosesan video dari 30 subjek ujung jari lalu mengekstrak dua jenis sinyal PPG dan membandingkannya berdasarkan morfologi yang berpusat pada rata-rata ansambel dan penilaian morfologi ketukan per ketukan. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu pemaparan yang singkat menghasilkan sinyal CPPG (photoplethysmogram kontak) SNR tinggi hingga 20 dB bila dibandingkan dengan sinyal referensi PPG (photoplethysmogram). Hasil aplikasi ini memiliki kesalahan rata-rata sebesar 1,97 saat mengukur detak jantung dan 0,87 saat mengukur saturasi oksigen. Rata-rata error menggunakan smartphone OPPO A83 adalah 2,18 per detak jantung dan 0,84 per saturasi oksigen. Smartphone Samsung A12 memiliki rata-rata skor error 1,12 untuk detak jantung dan 0,41 untuk saturasi oksigen. Temuan ini memberikan dukungan terhadap kemanjuran aplikasi ponsel cerdas yang diusulkan dalam estimasi tanda vital.