Keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk dan secara tidak langsung dapat menambah populasi lansia. Meningkatnya usia secara dimensi kesehatan, memungkinan lansia mengalami penurunan derajat kesehatan baik karena suatu penyakit atau terjadi secara alami. Kesehatan yang menurun seringkali dihubungkan dengan nyeri kronis. Nyeri kronis sangat memungkinkan mempengaruhi tingkat kualitas hidup seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lansia dengan nyeri kronis di Aceh. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 320 lansia dengan nyeri kronis. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas hidup lansia yaitu Short-Form 36 (SF-36). Hasil penelitian didapatkan bahwa kualitas hidup lansia dengan nyeri kronis di Aceh memiliki kualitas hidup buruk pada dimensi fisik yaitu sebanyak 207 responden (64,7%) dan juga kualitas hidup buruk pada dimensi mental yaitu sebanyak 168 responden (52,5%). Maka, untuk meningkatkan kualitas hidup lansia, maka diharapkan dapat memberikan pengetahuan khusus terkait peningkatan kualitas hidup, seperti perilaku hidup sehat dan manajemen kesehatan yang baik untuk mengelola penyakit dengan nyeri kronis, sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi peningkatan kualitas hidup lansia.