“…Berbagai faktor menjadi prediktor kepuasan kerja karyawan, antara lain keadilan prosedural dan distributif (Junita, 2000), lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan, hubungan kerja dengan rekan kerja dan atasan (Junita, A., 2012;McShane & Von Glinow, 2008;Talib et al, 2017), kultur pembelajaran organisasional (Junita, 2015), beban kerja dan pengalaman emosional di organisasi (McShane & Von Glinow, 2008), perilaku manajemen dan motivasi (Abbas et al 2018), kompensasi (Sauer & Valet, 2013), otonomi, stress peran (Talib et al, 2017), tingkat konflik dan ambiguitas peran (Acker, 2004;Churiyah, 2011;Faucett et al, 2013;Palomino & Frezatti, 2016;Talib et al, 2017). (Babakus et al, 1999;Shin et al, 2020), tingkat kesehatan fisik pekerja di sector public (Bao & Zhong, 2019), dampak positif pekerjaan terhadap keluarga (work-to-family positive spillover (WFPS) (Tang et al, 2016), kepuasan, komitmen dan kinerja karyawan (Babakus et al, 1999). Kelelahan emosional karyawan juga dapat berdampak pada capaian efektivitas organisasi (Cho & Lee, 2016).…”