2020
DOI: 10.29406/jkmk.v7i2.2011
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Antara Asupan Protein, Zat Besi, Vitamin C, Konsumsi Kopi, Konsumsi Teh, Konsumsi Obat Cacing Dan Konsumsi Tablet Fe Pada Saat Haid Dengan Kadar Hemoglobin Siswi Sma Negeri 2 Pontianak Tahun 2019

Abstract: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, VITAMIN C, KONSUMSI KOPI, KONSUMSI TEH, KONSUMSI OBAT CACING DAN KONSUMSI TABLET FE PADA SAAT HAID DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN 2019

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Besi sangat penting untuk sintesis hemoglobin, berperan dalam jalur metabolisme, dan merupakan komponen dari banyak enzim kunci. Zat besi dalam hemoglobin membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh (7). Terdapat korelasi antara kadar zat besi yang rendah dengan kejadian anemia.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 3 more Smart Citations
“…Besi sangat penting untuk sintesis hemoglobin, berperan dalam jalur metabolisme, dan merupakan komponen dari banyak enzim kunci. Zat besi dalam hemoglobin membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh (7). Terdapat korelasi antara kadar zat besi yang rendah dengan kejadian anemia.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satu variabel independen yang dikaji adalah konsumsi pangan inhibitor zat besi, yang dilihat berdasarkan berdekatan atau tidaknya dengan waktu makan. Beberapa penelitian sebelumnya meneliti konsumsi teh dan kopi saja (6,7), sedangkan pada penelitian ini meneliti konsumsi semua pangan dan melihat waktu konsumsi makanan yang berpotensi menjadi inhibitor penyerapan zat besi pada proses metabolisme di dalam tubuh.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlenywati & Kurniasih, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan risiko sebesar 1,8 kali lebih untuk responden yang asupan proteinnya defisit untuk mengalami anemia (Marlenywati & Kurniasih, 2020). Penelitian serupa yang dilakukan di salah satu SMK di Jakarta pada tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih banyak siswi tidak anemia memiliki asupan protein yang cukup (70,3%) daripada defisit (32,4%) (Tania, 2018).…”
unclassified