Latar Belakang: Banyaknya sisa makanan pasien di rumah sakit menggambarkan pemberian makanan yang kurang optimal, sehingga sisa makanan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pelayanan gizi di rumah sakit. Tingginya angka sisa makanan dapat mengakibatkan asupan gizi tidak adekuat hingga malnutrisi pada pasien.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sisa makanan terhadap kepuasan pelayanan makanan pada pasien rawat inap.
Metode: Penelitian analisis deskriptif dengan desain studi cross sectional. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu kepuasan pelayanan makanan pada pasien rawat inap dan variabel independen yaitu sisa makanan pada pasien rawat inap berupa makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur. Instrumen pengambilan data penelitian ini adalah dengan observasi sisa makanan dilakukan dalam satu kali makan dalam satu hari, kuesioner survei kepuasan, dan wawancara kepada kepala instalasi gizi.
Hasil: Dalam penelitian ini ditemukan rata-rata persentase sisa makanan pasien rawat inap tertinggi pada makanan pokok (28%) dan paling sedikit pada lauk hewani (12,5%). Sisa makanan pada pasien lansia (45,83%) dan anak (39,28%) tergolong tinggi apabila dibandingkan dengan batas standar yaitu ≤20%. Sebagian besar pasien mengeluhkan makanan yang disajikan di rumah sakit warna makanan kurang menarik, porsi kebanyakan, suhu sudah dingin, dan makanan kurang bervariasi.
Kesimpulan: Sisa makanan pasien rawat inap pada lansia dan anak di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya masih tergolong tinggi, sehingga diperlukan adanya upaya perbaikan pelayanan gizi. Evaluasi dan peningkatan mutu pelayanan terhadap penyelenggaraan makanan di rumah sakit dapat menurunkan sisa makanan dan meningkatkan kepuasan pada pasien rawat inap.