Latar belakang: Peningkatan gejala depresi terjadi pada mahasiswa kedokteran tahun kedua disebabkan beban berat dan materi pembelajaran yang semakin sulit. Padatnya jadwal perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan menyebabkan kurangnya aktivitas fisik yang akan berhubungan dengan peningkatan gejala depresi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang dan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah subjek penelitian 93 mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura tahun kedua. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) untuk mengukur tingkat aktivitas fisik dan Beck Depression Inventory II (BDI II) untuk mengukur tingkat depresi. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil: Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p=0,707 dengan nilai koefisien korelasi (r)=-0,040. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan tingkat depresi pada mahasiswa tahun kedua Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.