2017
DOI: 10.20473/amnt.v1i3.6243
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian Underweight di Jawa Timur Tahun 2016

Abstract: ABSTRAKLatar Belakang: Masalah gizi kurang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak faktor. Prevalensi underweight di Jawa Timur tahun 2016 sebesar 17,3%, lebih tinggi dari target program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebesar 12,9%. ASI merupakan makanan terbaik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Cakupan ASI Eksklusif di Jawa Timur tahun 2015 menurun (68,8%), dibandingkan tahun 2014 (72,89%). Pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi di bawah 6 bulan dapat … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…ASI Eksklusif yang tidak diberikan secara benar akan berpotensi menyebabkan beberapa efek yaitu bayi menderita gizi buruk seperti kurang energi, mengalami infeksi yang berlangsung lama, berpeluang 13 kali terkena diare dibandingkan bayi yang diberikan ASI Eksklusif, serta gangguan tumbuh kembang (Sugito et al, 2017). Penyebab utama kegagalan pemberian ASI Eksklusif dikarenakan Ibu merasa ASI-nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan hasilnya sebanyak 51,1% ibu mengalami PKA (Prabasiwi et al, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…ASI Eksklusif yang tidak diberikan secara benar akan berpotensi menyebabkan beberapa efek yaitu bayi menderita gizi buruk seperti kurang energi, mengalami infeksi yang berlangsung lama, berpeluang 13 kali terkena diare dibandingkan bayi yang diberikan ASI Eksklusif, serta gangguan tumbuh kembang (Sugito et al, 2017). Penyebab utama kegagalan pemberian ASI Eksklusif dikarenakan Ibu merasa ASI-nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan hasilnya sebanyak 51,1% ibu mengalami PKA (Prabasiwi et al, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified