Hubungan Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi global yang terjadi pada anak terutama pada negara berkembang. Pervelensi stunting di Kabupaten Kolaka walaupun tidak tergolong tinggi, tapi masyarakat menggap stunting adalah hal wajar, hanya sekedar kondisi tinggi badan anak yang kurang dari rata-rata normal. Salah satu penyebab terjadinya stunting adalah pemberian ASI Ekslusif yang tidak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Wundulako Kabupaten Kolaka. Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh balita yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Wundulako dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 94 balita. Pengumpulan data kejadian stunting dan ASI Eksklusif didapatkan dari hasil rekapan Puskesmas Wundulako dan lembar ceklist peneliti. Analisa data menggunakan uji chi-square. Berdasarkan hasil statistik Chi-Square ρ-value < α yaitu 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting.

Pengaruh Riwayat Asi Eksklusif Dan Cuci Tangan Pakai Sabun Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi

“…Meningkatnya pemberian ASI di seluruh dunia diperkirakan dapat menurunkan angka kematian akibat diare sampai 30-40% kematian akibat diare pada bayi (Scott et al, 2006). Pemberian ASI sampai bayi mencapai usia 6 bulan, akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare (Rahman & Nur, 2015). Studi literatur sebelumnya menyebutkan variabel yang terbukti sebagai faktor risiko kejadian diare adalah tingkat pengetahuan ibu, riwayat pemberian ASI, kondisi sarana air bersih, sumber air minum, cuci tangan pakai sabun setelah buang Air Besar (BAB) pada ibu dan mencuci tangan sebelum memberikan makan (Firmansyah et al, 2021).…”