2019
DOI: 10.31315/jmel.v3i1.2102
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Batu Gamping Formasi Sentolo dan Breksi Vulkanik Kulon Progo: Sebuah Koreksi Stratigrafi Studi Kasus di Daerah Wonotopo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

Abstract: Fisiografi Jawa Tengah oleh Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi enam zona, yaitu Dataran Aluvial Utara Jawa, Antiklinorium Serayu Utara, Kubah dan Punggungan pada Zona Depresi Tengah, Zona Depresi Tengah dengan Gunung-gunung Api Kuarter, dan Pegunungan Selatan. Daerah Wonotopo dan sekitarnya termasuk di dalam Kubah Kulon Progo. Litostratigrafi di daerah ini dari umur tua ke muda, secaraberturut-turutadalah Formasi Nanggulan, Formasi Kaligesing, Formasi Dukuh, Formasi Jonggrangan, Formasi Sentolo, serta endapan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
2
2

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Gambar 5 Pembentukan Batugamping Formasi Sentolo Sumber : Kusumayudha et al (2019) Pembentukan batugamping dipastikan berada di laut, dapat diketahui bahwa daerah Gamping, Pajangan, dan Pandak dulunya adalah lautan yang kini telah menjadi daratan akibat pengangkatan yang terjadi pada miosen akhir (Gambar 5). Keterdapatan air payau di daerah penelitian disebabkan oleh adanya litologi batugampjng napal yang terjadi pada miosen akhir yang menyebabkan air laut purba terjebak di daerah penelitian sehingga air sulit lolos kembali ke laut saat itu pula terjadi penumpukan material alluvial di daerah penelitian akibat proses fluvial sehingga menyebabkan batugamping ebagian tertutupi oleh material alluvial namun Sebagian lagi masih tersingkap.…”
Section: Metodeunclassified
“…Gambar 5 Pembentukan Batugamping Formasi Sentolo Sumber : Kusumayudha et al (2019) Pembentukan batugamping dipastikan berada di laut, dapat diketahui bahwa daerah Gamping, Pajangan, dan Pandak dulunya adalah lautan yang kini telah menjadi daratan akibat pengangkatan yang terjadi pada miosen akhir (Gambar 5). Keterdapatan air payau di daerah penelitian disebabkan oleh adanya litologi batugampjng napal yang terjadi pada miosen akhir yang menyebabkan air laut purba terjebak di daerah penelitian sehingga air sulit lolos kembali ke laut saat itu pula terjadi penumpukan material alluvial di daerah penelitian akibat proses fluvial sehingga menyebabkan batugamping ebagian tertutupi oleh material alluvial namun Sebagian lagi masih tersingkap.…”
Section: Metodeunclassified