Hypertension is a degenerative disease or a non-communicable disease known as the "silent killer" because this disease has no complaints, so it is only known if the patient has complications. Therefore efforts to prevent or treat hypertension can be carried out in the pre-elderly to reduce the incidence of hypertension in the elderly. The purpose of this study was to analyze the relationship between sodium intake, fat intake, nutritional status, visceral fat and physical activity with hypertension in the elderly in Padurenan Village, Bogor Regency. This study is observational with a cross sectional approach. The sample in this study were 65 pre-elderly people using simple random sampling technique. Hypertension data collected using digital sphygmomanometer, sodium intake data by SQ-FFQ, fat intake data by 2x24 hour Food Recall, body weight and visceral fat data by BIA, physical activity data by PAL and height measurement by microtoise. Data analysis used was univariate analysis and bivariate analysis with the chi suare test using SPSS. The results of the chi square test showed that there was a relationship between sodium intake (p=0.000), fat intake (p=0.002), visceral fat (p=0.000), physical activity (p=0.009) and the incidence of hypertension in the elderly. There is no relationship between nutritional status and the incidence of hypertension in the elderly (p = 0.093). Communities are expected to consume nutritious food, limit sodium and fat intake and carry out physical activity, especially for the pre-elderly in order to improve good health status and achieve a healthy elderly condition.Hipertensi merupakan penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang dikenal dengan sebutan “pembunuh senyap” atau ”silent killer” dikarenakan penyakit ini tanpa keluhan sehingga baru diketahui apabila penderita mengalami komplikasi. Oleh karena itu upaya pencegahan atau penanganan hipertensi dapat dilakukan pada pra lansia untuk mengurangi kejadian hipertensi pada lansia. tujuan dar penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan antara asupan natrium, asupan lemak, status gizi, lemak visceral dan aktifitas fisik dengan hipertensi pada pra lansia di Desa Padurenan Kabupaten Bogor. Peilitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 65 pra lansia dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data hipertensi menggunakan spigmomanometer digital, data asupan natrium dengan SQ-FFQ, data asupan lemak dengan Food Recall 2x24 jam, data berat badan dan lemak visceral dengan BIA, data aktifitas fisik dengan PAL dan pengukuran tinggi badan dengan microtoise. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi suare menggunakan SPSS. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa teradpat hubungan antara asupan natrium (p=0.000), asupan lemak (p=0.002), lemak visceral (p=0.000), aktfitas fisik (p=0.009) dengan kejadian hipertensi pada pra lansia. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian hiperrtensi pada pra lansia (p=0.093). Masyarakat diharapkan untuk mengonsumsi makanan bergizi, membatasi asupan natrium dan lemak serta melakukan aktifitas fisik terutama pada pra lansia agar dapat meningkatkan status kesehatan yang baik dan dapat mencapai kondisi lansia yang sehat.