2019
DOI: 10.14238/sp20.5.2019.270-5
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Kejang Demam pada Anak yang Disebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut: Studi Kasus Kontrol

Abstract: Latar belakang. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun tanpa disebabkan oleh proses intrakranial. Kejang demam merupakan kelainan neurologi tersering yang dijumpai pada anak.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejang demam pada anak yang disebabkan ISPA.Metode. Penelitian analitik observasional dengan desain kasus kontrol. Data diambil dari rekam medik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2016-2017 menggunakan teknik purposive s… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
5

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(6 citation statements)
references
References 4 publications
0
1
0
5
Order By: Relevance
“…Karena pada kondisi anemia dapat terjadi gangguan transport aktif ion Na-K yang pada akhirnya menyebabkan stimulus listrik yang berlebihan pada sel neuron otak sehingga memicu terjadinya kejang. [18,19] Tabulasi Silang Anemia terhadap Manifestasi Klinis Kejang Demam Pada penelitian ini sampel anemia yang mengalami kejang demam simpleks sebanyak 45 sampel dan kejang demam kompleks sebanyak 24 sampel. Kemudian untuk sampel yang tidak anemia mengalami kejang demam simpleks sebanyak 12 dan kejang demam kompleks sebanyak 1 sampel.…”
Section: Discussionunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Karena pada kondisi anemia dapat terjadi gangguan transport aktif ion Na-K yang pada akhirnya menyebabkan stimulus listrik yang berlebihan pada sel neuron otak sehingga memicu terjadinya kejang. [18,19] Tabulasi Silang Anemia terhadap Manifestasi Klinis Kejang Demam Pada penelitian ini sampel anemia yang mengalami kejang demam simpleks sebanyak 45 sampel dan kejang demam kompleks sebanyak 24 sampel. Kemudian untuk sampel yang tidak anemia mengalami kejang demam simpleks sebanyak 12 dan kejang demam kompleks sebanyak 1 sampel.…”
Section: Discussionunclassified
“…Akan tetapi, pada penelitian Handi Fazriansyah pada tahum 2017 dijelaskan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan jumlah pasien kejang demam antara yang mengalami anemia dan tidak anemia tidak terlalu jauh berbeda. [3,18,19] Pada sampel yang tidak anemia lebih banyak terjadi kejang demam simpleks dibandingkan kejang demam kompleks. Hal ini sejalan dengan penelitian Muhammad Helmi H pada tahun 2014 bahwa pada pasien yang tidak anemia memiliki manifestasi klinis kejang demam yang lebih ringan.…”
Section: Discussionunclassified
“…Hal ini selaras dengan [30] didapatkan sebanyak 24 pasien (60%) mengalami kejang demam sederhana [30]. Hal ini juga pernah dilakukan di Samarinda pada periode 2016 sampai 2017 yakni sebanyak 20 pasien (32.3%) mengalami kejang deman sederhana [31]. Penelitian [32] didapatkan 23 pasien (57.5%) menderita simplex febrile seizures dan complex febrile seizures sebanyak 17 (42.5%) [32].…”
Section: Metode Penelitianunclassified
“…Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dasmayanti et al (2015), Putri et al (2017), Handoyo (2018), Iskandar et al (2018), Karimi et al (2018), dan (Aswin et al, 2019) (Putri et al, 2017). Selain itu, oksigen juga sangat penting untuk perkembangan dan aktivitas sel otak.…”
Section: Metodeunclassified