Stunting merupakan suatu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu. 1000 HPK adalah periode seribu hari mulai sejak terjadinya kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK sangat penting karena status gizi pada 1000 HPK berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, intelektual, dan produktivitas di masa mendatang. Balita yang tidak tercukupi asupan gizi selama periode 1000 HPK berisiko terjadi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan 1000 HPK pada penderita stunting di wilayah kerja Puskesmas Sasi Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 orang yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Responden dalam penelitian adalah ibu yang mempunyai balita stunting.Hasil penelitian dari 80 responden menunjukan bahwa dalam penerapan 1000 HPK sebagian besar responden tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe (78.75%), tidak melakukan IMD (70.0%), tidak memberikan ASI Eksklusif (56.25%), tidak memberikan MPASI tepat waktu (56.25%), tidak aktif kegiatan posyandu (11.2%), tidak imunisasi dasar lengkap (2.5%), tidak memiliki JKN (82.5%), dan sanitasi lingkungan rumah buruk (12.5%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diketahui penerapan 1000 HPK di Puskesmas Sasi belum berjalan secara optimal akibatnya banyak balita mengalami stunting.