2019
DOI: 10.31289/tabularasa.v1i2.267
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Konsep Diri dan Kecerdasan Emosional dengan Stres Kerja pada Pendeta Geraja Batak Karo Prostestan di Wilayah Langkat

Abstract: This study was aims to determine the relationship of self concept and emotional intelliegence with work stress of reverence Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) in Langkat area. The population of this study are reverences that serve the churches GBKP in Langkat area, consisting of : Klasis Binjai Langkat and Klasis Kuala Langkat as many as 42 people with total sampling tecnique. Data collected by questionnaire. The data collected were analyzed using desciptive tecnique, nalaysis erquirements test, and hypothesis… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
5

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(5 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Dalam dunia pendidikan, smartphone menjadi salah satu penunjang mempermudah pembelajaran terutama dikalangan mahasiswa . Fasilitas kemudahan pada smartphone dapat menjadikan seorang mahasiswa tidak merasakan adanya dampak negatif dari penggunaan smartphone (Aziz & Hasmayni, 2019;Enjelita et al 2019;Zahara et al 2019). Mahasiswa sebagai pengguna smartphone hanya berpikir secara sederhana, tidak peduli terhadap pengelolaan kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya (Karuniawan & Cahyanti, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam dunia pendidikan, smartphone menjadi salah satu penunjang mempermudah pembelajaran terutama dikalangan mahasiswa . Fasilitas kemudahan pada smartphone dapat menjadikan seorang mahasiswa tidak merasakan adanya dampak negatif dari penggunaan smartphone (Aziz & Hasmayni, 2019;Enjelita et al 2019;Zahara et al 2019). Mahasiswa sebagai pengguna smartphone hanya berpikir secara sederhana, tidak peduli terhadap pengelolaan kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya (Karuniawan & Cahyanti, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Respon pertama individu yang mendapat diagnosa dokter menderita Diabetes Mellitus tipe II adalah menolak (Aziz, 2020;Ginting & Aziz, 2014;Selly & Atrizka, 2020;Yuslan et al, 2020), sulit untuk percaya, sulit menerima keadaannya (Aziz, 2015;Dewi, 2012;Dewi et al 2021;Lubis & Aziz, 2014;Siregar & Aziz, 2019;Sulistyaningsih & Aziz, 2016).. Hal ini menyebabkan penderita sulit mengontrol emosinya membuat penderita mudah marah, gelisah (Aziz & Hasmayni, 2019;Enjelita et al 2019;Zahara et al 2019), takut, berkeringat dingin. khwatir, memikirkan keluarga yang ditinggalkan, kecewa terhadap keadaan, merasa tidak dihargai, cepat tersinggung, merasa tidak berdaya, merasa tidak ada harapan untuk sembuh.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hurlock (dalam Yusuf 2011) mengatakan bahwa salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yang tersulit dicapai yaitu penyesuaian social (Aziz, 2015;Dewi, 2012;Dewi et al 2021;Lubis & Aziz, 2014;Siregar & Aziz, 2019;Sulistyaningsih & Aziz, 2016). Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan, keluarga dan sekolah, untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuain baru (Aziz & Hasmayni, 2019;Enjelita et al 2019;Zahara et al 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified