Hubungan Kunjungan Antenatal, Pertolongan Persalinan, dan Kunjungan Nifas dengan KB Pasca Persalinan di Provinsi Jawa Timur

Abstract

Latar Belakang: Partisipasi masyarakat dalam program KB (Keluarga Berencana) adalah salah satu cara untuk mencapai pengendalian kelahiran. Program peningkatan cakupan KB pasca persalinan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu, anak maupun keluarganya. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan KB Pasca Persalinan di Provinsi Jawa Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan analisis observasional. Dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan yakni total populasi seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur sebanyak 38 kabupaten/kota berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Timur tahun 2021. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hubungan kunjungan K1 (kunjungan antenatal awal) dengan cakupan KB pasca persalinan didapatkan nilai p-value p=0,003 (p<0,05), hubungan kunjungan K4 (kunjungan antenatal akhir) dengan cakupan KB pasca persalinan didapatkan p=0,068 (p>0,05), hubungan pertolongan persalinan oleh nakes (tenaga kesehatan) dengan cakupan KB pasca persalinan didapatkan p=0,012 (p<0,05), hubungan pertolongan persalinan di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) dengan cakupan KB pasca persalinan didapatkan p=0,012 (p<0,05), hubungan kunjungan KF1 (kunjungan nifas pertama) dengan cakupan KB pasca persalinan didapatkan p=0,012 (p<0,05), hubungan kunjungan KF2 (kunjungan nifas kedua) dengan cakupan KB pasca persalinan didapatkan p=0,005 (p<0,05), dan hubungan kunjungan KF3 (kunjungan nifas ketiga) dengan KB pasca persalinan didapatkan p=0,001 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kunjungan K1, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pertolongan persalinan di fasyankes, kunjungan KF1, kunjungan KF2, kunjungan KF3 dengan cakupan KB pasca persalinan. Tidak terdapat hubungan antara kunjungan K4 dengan cakupan KB pasca persalinan. Disarankan agar petugas kesehatan harus memberikan konseling yang lebih baik karena hal ini dapat mempengaruhi keputusan ibu untuk menggunakan KB pascapersalinan.