Asia Tenggara merupakan daerah dengan kasus tuberkulosis terbanyak di tahun 2013, sebanyak 65% dari total kasus baru tuberkulosis berasal dari daerah ini. Indonesia menempati peringkat ke- 4 diantara negara-negara tuberkulosis tertinggi di dunia dan menjadi negara yang memiliki beban tertinggi kasus tuberkulosis. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada bulan Oktober tahun 2020 di wilayah kerja Puskesmas Korleko Kabupaten Lombok Timur, didapatkan hasil bahwa penderita tuberkulosis rata-rata memiliki lingkungan rumah yang buruk seperti sinar matahari pagi tidak masuk ke dalam rumah, luas ventilasi tidak sesuai dengan luas ruangan, memiliki rumah yang lembab, dan tidak mengetahui faktor-faktor penyebab tuberkulosis paru. Jika hal ini terus dibiarkan maka akan meningkatkan terjadinya penularan penyakit tuberkulosis. Tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis pada penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Korleko Kabupaten Lombok timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan crossectional. Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Korleko dengan jumlah 52 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode total sampling, dimana semua populasi akan dijadikan sampel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa uji univariate, bivariate, dan multivariate. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor pencahayaan (p= 0,131), suhu (p= 0,133), dan jenis lantai (p= 0,00) dengan kejadian tuberkulosis paru. Berdasarkan hasil analisis multivariate diketahui bahwa faktor pencahayaan memiliki nilai odds ratio (OR) paling tinggi sebesar 1,04 yang artinya peluang responden mengalami tuberkulosis paru akibat faktor pencahayaan sebesar 1,04 kali. Saran diberikan kepada pihak terkait untuk terus melakukan upaya pencegahan dan promosi kesehatan khususnya pada faktor resiko kejadian tuberkulosis paru.