Pada masa sekarang ini di mana kebutuhan akan terapi yang menyesuaikan dengan individu yang semakin presisi, keberadaan marka atau suatu penanda akan gejala penyakit sedini mungkin akan sangat membantu untuk mendeteksi penyakit dan ketepatan terapi. Unit rawat kritis (Intensive Care Unit/ICU) menjadi salah satu unit yang memerlukan kecepatan dan ketepatan usulan terapi yang didasarkan pada diagnosis sedini mungkin. Unit ini menjadi lokasi di mana terdapat penggunaan banyak biomarka demi pemantauan dan diagnostik berkelanjutan. Kendala dari pemakaian biomarka adalah variabilitas biomarka yang berlimpah, kurangnya familiaritas terhadap pemakaian dan keterbatasan sediaan di seluruh tempat yang dirasakan memerlukan. Sebab semakin sederhana dan efisien suatu biomarka akan sangat membantu demi efektivitas layanan dan terapi, sehingga pencarian akan biomarka yang bersifat serbaguna dan multipotensial masih menjadi tantangan dunia kedokteran sampai saat ini.1