ABSTRAKLatar Belakang: Bayi (usia 0-12 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga rentan kekurangan dan kelebihan gizi. Rendahnya pelaksanaan ASI Eksklusif berbanding terbalik dengan peningkatan pemberian susu formula yang dilatarbelakangi oleh beberapa faktor.Tujuan: Menganalisis faktor yang melatarbelakangi keputusan ibu dalam memberikan susu formula kepada bayi berusia 0-24 bulan.Metode: Penelitian dilakukan secara kuantitatif deskriptif dengan desain Cross Sectional Study. Responden penelitian adalah ibu yang memiliki anak berusia 0-24 bulan yang bersedia dan aktif datang ke posyandu. Responden berjumlah 66 orang yang selanjutnya dibagi menjadi kelompok yang memberikan susu formula dan yang tidak memberikan. Responden dipilih secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dan mengukur antropometri bayi dan balita secara langsung.Hasil: Terdapat perbedaan pada variabel peran tenaga kesehatan pada kelompok yang memberikan susu formula dan yang tidak dengan nilai signifikansi 0,014 (<0,05) serta terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga (P=0,002; R=0,373*) dan peran tenaga kesehatan (P=0,001; R=0,387*) terhadap keputusan pemberian susu formula.Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan status gizi pada bayi yang diberikan susu formula dan yang tidak diberikan susu formula. Adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan peran tenaga kesehatan terhadap pemberian susu formula pada bayi usia 0-24 bulan. Variabel lain seperti pengetahuan ibu tenta ASI, Inisiasi Menyusui Dini dan Promosi Susu formula menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan terhadap pemberian susu formula.