Latar Belakang: Kepercayaan dan budaya masyarakat dalam perawatan ibu nifas masih banyak ditemukan di masyarakat. Masyarakat meyakini budaya perawatan ibu nifas memberikan banyak dampak yang positif dan menguntungkan bagi mereka. Pengetahuan yang kurang memadai dan juga memiliki kepercayaan, nilai atau norma yang sering bertolak belakang dengan ketentuan kesehatan. Tujuan: tinjauan ini adlah untuk merangkum bagaimana praktik budaya dan kesehatan pada ibu masa nifas di daerah aliran sungai (DAS). Metodologi: Database pencarian jurnal pada Google Schoolar dan mengunjungi beberapa halaman artikel dari word wide web dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Peneliti memilih 4 artikel yang relevan dan memenuhi kriteria. Hasil: pada ibu yang melahirkan di dukun beranak tindakan yang dilakukan kepada ibu adalah melakukan pembersihan pada ibu dan bayi, mengatasi rasa nyeri dengan metode farmakologi maupun non farmakologi, mengoleskan getah pucuk daun pisang menurun muda pada luka ibu, memberikan ramuan / tatamba, melakukan pengurutan pemulihan atau pengembalian rahim, memasang babat perut, pantangan / pepadahan dilarang makan ikan, telur, dan daging, mengonsumsi makanan dengan bumbu agar proses air susu tidak amis dan memakan makanan olahan dari jantung pisang agar kuantitas ASI bertambah, tolak bala pada ibu dan bayi, meminum jamu atau herbal, tidak diperbolehkan berhubungan intim, tidak keluar rumah sebelum 40 hari, duduk kaki tidak boleh di lipat, dianjurkan makan dengan lauk ikan asin dengan cacapan dan kepercayaan lainnya. Kesimpulan: pengaruh praktik budaya dan kesehatan pada ibu masa nifas di daerah aliran sungai (DAS) masih banyak mitos atau budaya yang dapat membahayakan ibu nifas, masyarakat masih banyak yang percaya kepada dukun kampung.