Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Provinsi Jawa Barat, terutama di Desa Pamekarsari, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Dalam konteks ini, peran kader posyandu menjadi sangat penting dalam menyampaikan informasi dan edukasi dalam pencegahan dan penanggulangan stunting di masyarakat. Namun demikian, kader posyandu sering dihadapkan pada tantangan dalam hal kemampuan pemahaman yang tidak seragam yang dapat menghambat efektivitas penyuluhan stunting dan perlu ditangani dengan strategi yang tepat. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh kader penyuluhan stunting terkait dengan kemampuan pemahaman yang tidak seragam dan merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Dasar dari kegiatan ini adalah tingginya angka balita stunting di Desa Pamekarsari sehingga diperlukan upaya-upaya yang bisa mencegah pertumbuhan angka stunting, adapun upaya yang dimaksud adalah mengoptimalkan peran kader posyandu. Metode penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode pendekatan kualitatif melalui pendekaatan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 17 responden. Hasil kuesioner menunjukkan pemahaman kader mengenai stunting meningkat antara sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan penyuluhan, baik terkait dengan definisi, bagaimana pencegahan, dampak, cara sosialisasi, maupun bagaimana pengobatannya, dengan rata-rata peningkatan 9,82%. Hal ini menjadi modal dasar bagi para kader posyandu dalam memberikan informasi yang akurat tentang gizi seimbang, pemberian makanan yang bergizi, pola asuh yang baik, dan pentingnya perawatan kesehatan yang tepat. Melalui pendekatan yang personal dan berkelanjutan, kader posyandu berhasil mengubah perilaku masyarakat dalam hal pemberian makanan yang sehat dan perawatan anak yang baik.