Latar Belakang Sindrom mata kering (DES) penyakit mata yang paling sering dijumpai dengan prevalensi di dunia sekitar 5 – 50%. Di Indonesia sendiri prevalensi DES sekitar 27.5%. DES disebabkan oleh banyak faktor yang menunjukkan inflamasi memegang peranan penting dalam patofisiologinya. Akibat adanya inflamasi akan menyebabkan peningkatan stress oksidatif yang dapat menyebabkan penurunan produksi air mata, dan inflamasi pada permukaan okuler dapat menyebabkan peningkatan penguapan air mata yang berlebihan sehingga menyebabkan ketidakstabilan lapisan air mata. Vitamin D mempunyai efek anti inflamasi. Peranan vitamin D pada mata melalui vitamin D reseptor (VDR) yang terekspresi pada epitel pigmen retina, fotoreseptor retina, lapisan sel ganglion, korpus siliaris, lensa, epitel dan endotel kornea, serta aquous humor, vitreous humor dan lapisan air mata. Defisiensi vitamin D dikatakan mempunyai kontribusi dalam DES, namun ada penelitian lain menyatakan tidak ada hubungan kadar vitamin D serum dengan DES. Atas dasar hal tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk meneliti hubungan kadar vitamin D dengan DES.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan design crosssectional yang diikuti oleh karyawan FK USAKTI yang dilakukan pada bulan Februari – Maret 2021. Sebanyak 57 subjek berusia 25-60 tahun sesuai kriteria dan bersedia mengikuti penelitian ini. Pemeriksaan DES dilakukan dengan kuesioner OSDI, tes Schimer dan tear break-up time (TBUT). Pemeriksaan vitamin D dengan cara mengukur kadar 25(OH)D. Analisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan yang digunakan p < 0.05.
Hasil Pada pemeriksaan kadar vitamin D dengan penderita DES dengan tes Schimer ditemukan tidak berhubungan (p=0.948), dibandingkan pemeriksaan kadar vitamin D dengan TBUT ditemukan berhubungan bermakna (p=0.030), sedangkan dengan menggunakan kuesioner OSDI ditemukan tidak berhubungan (p=0.285).
Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara kadar vitamin D dengan DES melalui pemeriksaan TBUT.