Stres merupakan salah satu unsur yang berdampak pada siklus menstruasi. Stres akan mengaktifkan sistem HPA (hypothalamus pituitary adrenal) yang menghasilkan hormon kortisol. Kortisol menciptakan ketidakseimbangan hormon, termasuk dalam sistem reproduksi yang menyebabkan siklus menstruasi tidak normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Populasi adalah remaja putri di SMA Negeri 1 Bergas. Sampel diambil sebanyak 263 responden. Data dianalisis menggunakan chi- square. Hasil yang didapat dari penilaian mengenai tingkat stres dengan siklus menstruasi, sebagian besar responden mengalami tingkat stres normal (33,5%) dan sebagian besar responden mengalami menstruasi tidak normal (52,5%), dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Hasil Uji chi-square diperoleh value sebesar 0,489 ( p > 0,05) sehingga H0 gagal ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 1 Bergas. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait variabel lain yang mempengaruhi siklus menstruasi remaja putri.