Hukum Islam versus Positivisme Barat (Kajian Perbandingan Mazhab Jurisprudensi Perspektif Ilmu Hukum)

Abstract

Institusi hukum bekerja bukan untuk dirinya, melainkan untuk sesuatu yang lebih luas dan lebih besar di luar dirinya berupa terwujudnya keadilan di tengah masyarakat. Baik hukum Islam maupun positivisme Barat mempunyai pretensi sama menyangkut tujuan akhirnya untuk menata masyarakat sesuai aturan hukum yang berlaku. Percikan perbedaan tak dapat dielakkan ketika para Juris tidak sebangun dalam melihat pola hubungan antara hukum itu sendiri dengan manusia sebagai subjeknya. Menghadapkan manusia pada hukum bukan saja melahirkan pilihan teori-teori hukum yang rumit, tetapi sekaligus juga berimplikasi pada munculnya mazhab-mazhab pemikiran hukum yang sangat dinamis. Lahirnya positivisme-empiris dalam hukum Barat, serta munculnya sejumlah mazhab pemikiran dalam hukum Islam, seperti ahl al-ra’y dan ahl al-hadis, tidak bisa lepas dari persoalan dinamika hubungan manusia dengan hukum.

Muhammadiyah Information Jurisprudence : A Guide Freedom of Expression in Maqoshid Sharia-Based Social Media

“…Seeing the phenomenon of massive use of social media by the community, many Whatever use of social media must lead to achieving benefits, but sometimes at a certain point avoiding damage is prioritized over taking benefits as set out in the rules of Islamic law ‫المصالح‬ ‫جلب‬ ‫علي‬ ‫مقدم‬ ‫المفاسد‬ ‫درء‬ "Avoiding damage takes precedence over taking the right thing" 32 In practice, people are often in a hurry to convey information on social media without being careful and balanced. Even though the news was true after being cross-checked according to the mandate of Surah Al Hujurat verse 6 "O you who believe, if someone who is wicked comes to you with a message, then examine the truth of the news (crosscheck)….…”

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Negara terhadap Penyandang Disabilitas yang Terlantar

“…Maslahah adalah bentuk upaya hukum untuk mendatangkan sesuatu yang berdampak positif/manfaat serta menghindarkan diri dari hal-hal yang bermuatan negatif/madharat. Menurut konsep maqashid syariah dalam Ilmu Ushul Fikih, hukum Tuhan tidak lahir kecuali untuk konteks kesejahteraan dan kemaslahatan (Yasid, 2016).…”