Proceedings of the First International Conference on Christian and Inter Religious Studies, ICCIRS 2019, December 11-14 2019, M 2020
DOI: 10.4108/eai.11-12-2019.2302086
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Human Value in the Disruption Era: Analysis of the Paulo Freire Education Philosophy and Genesis 1:26,27

Abstract: The purpose of this paper is to look at human value in the context of Christian education in the disruption era. The approach is to synthesize between the philosophy of education of Paulo Freire and human value in Genesis 1: 26,27. Freire presents a liberating pedagogy. Liberation pedagogy emphasizes human value as a basis. Humanizing and liberating pedagogy is transformative and permanent. Problem Posing Method (PPM), is an educational method that is not oppressive and aims to raise awareness of reality. PPM … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 18 publications
(22 reference statements)
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…43 Intinya, guru dan siswa harus saling menghargai dan memperlakukan satu sama lain sebagai manusia dewasa yang dapat berdiskusi tentang hal-hal terkait belajar. 44 Keduanya saling mengandaikan dalam eksistensi masing-masing, 45 di mana tanpa murid, guru tidak bisa disebut sebagai guru, dan tanpa guru, murid tidak bisa disebut sebagai murid. 46 Dalam pendidikan, relasi antara guru dan siswa harus berupa "aku-engkau" dan bukan "aku-itu" 47 atau "aku-dia", 48 di mana kedua belah pihak tidak saling mengobjekan satu sama lain.…”
Section: Memahami Manusia Sebagai Makhluk Paradoksal Dalam Praktik Pe...unclassified
See 1 more Smart Citation
“…43 Intinya, guru dan siswa harus saling menghargai dan memperlakukan satu sama lain sebagai manusia dewasa yang dapat berdiskusi tentang hal-hal terkait belajar. 44 Keduanya saling mengandaikan dalam eksistensi masing-masing, 45 di mana tanpa murid, guru tidak bisa disebut sebagai guru, dan tanpa guru, murid tidak bisa disebut sebagai murid. 46 Dalam pendidikan, relasi antara guru dan siswa harus berupa "aku-engkau" dan bukan "aku-itu" 47 atau "aku-dia", 48 di mana kedua belah pihak tidak saling mengobjekan satu sama lain.…”
Section: Memahami Manusia Sebagai Makhluk Paradoksal Dalam Praktik Pe...unclassified
“…Snijders, Antropologi Filsafat, 33. 20 Snijders, Antropologi Filsafat: Manusia, Paradoks Dan Seruan, 45.21 Snijders.22 Snijders,[44][45][46]…”
unclassified