“…Berdasarkan hasil uji FTIR diperoleh 4 puncak panjang gelombang, pada rentang panjang gelombang 1734,44 cm -1 diperoleh gugus fungsi C=O (Aldehid), pada panjang gelombang 1372,86 cm -1 diperoleh gugus fungsi C=C (Aromatik), 1234,88 cm -1 diperoleh gugus fungsi C-N (Amina). Menurut Damayanti et al (2020) gugus fungsi C-N (amina) dapat diidentifikasi sebagai gugus fungsi yang khas dari daun sirih karena muncul dari senyawa alkaloid yang terkandung di dalam daun sirih dan pada panjang gelombang 1042,97 cm -1 diperoleh gugus fungsi C-O (Eter). Menurut Inayatullah, (2012) senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun sirih yaitu 4,2% minyak atsiri, yang komponen utamanya terdiri dari betlephenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol allypyrocatechine 26,8-42,5%, Cineol 2,4-4,8%, methyl euganol 4,2-15,8%, Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-9,8%, hidroksi kavikol, kavikol 7,2-16,7%, kabivetol 2,7-6,2%, estragol, ilypyrokatekol 9,6%, karvakol 2,2-5 ,6%, alkaloid, flavonoid, triterpenoid atau steroid, saponin, terpen, fenilpropan, terpinen, diastase 0,8-1,8%, dan tannin 1-1,3%.…”