Identifikasi Jamur Rhizosfer di Lahan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Bergulma di Desa Bendang Raya Kecamatan Tenggarong

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis jenis jamur rizosfer pada tanaman bawang merah di Desa Bendang Raya Kecamatan Tenggarong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai Januari 2020 di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Pengambilan sampel tanah rizosfer dilakukan pada lahan yang bergulma terus (tanpa pengendalian gulma), bergulma empat minggu, bergulma tiga minggu, bergulma dua minggu dan bergulma satu minggu. Pengambilan sampel pada kedalaman 0-20 cm. Diambil 12 titik sampel, dikomposit, lalu diambil 1 kg untuk dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepadatan populasi jamur pada lahan bergulma terus (tanpa pengendalian gulma) adalah 34x103 terdiri dari 4 jenis Jamur yaitu; Penicillium sp.1, Rhizoctonia sp., Gonytrichum sp., Aspergillus sp. pada lahan bergulma empat minggu terdapat 30x103 terdiri dari 3 jenis jamur yaitu Aspergillus sp., Botrytis sp. dan Aureobasidium sp., pada lahan bergulma tiga minggu terdapat 24x103 terdiri dari 3 jenis jamur yaitu Pythium sp., Fusarium sp., dan Aspergillus sp., pada lahan bergulma dua minggu terdapat 23x103 terdiri dari 2 jenis jamur yaitu: Pennicillium sp., Trichoderma sp. dan pada lahan bergulma satu minggu terdapat 10x103 yang terdiri dari 2 jenis Jamur yaitu Trichoderma sp. dan Aspergillus sp.

Uji Patogenisitas Cendawan Penyebab Penyakit Daun Pada Sengon Di Persemaian Permanen Dramaga Bogor

“…Isolat gejala gugur daun memiliki ciri seperti Rhizoctonia sp. anta lain tidak menghasilkan spora, warna miselium berubah seiring bertambahnya usia, miselium terdiri atas sel-sel panjang yang menghasilkan percabangan tegak lurus terhadap hifa utama, serta memiliki sekat, dan terdapat struktur moniloid yang sesuai dengan laporan Akhsan et al (2022) dan Vojvodic et al (2018).…”

Exploration and macroscopic characterization of microbiomes (fungi and bacteria) on anthracnose-Infected chili plants in lowlands fields of Deli Serdang North Sumatra

“…Microscopic Observations on isolates L1SBCJ3, L2SDCJ5, L2SBCJ1, L2SACJ5, L2SBCJ2 have hyaline-colored hyphae structures, hyaline-colored conidiophores, simple long straight shapes, slightly curved edges, subglobose conidia [17]. The Aspergillus sp has conidia-shaped heads 4 adiate, round, there are phialids at the head of the conidia, the conidiophore is long and swells into a vesicle at the end carrying a sterigma where conidia grow, has aseptate hyphae [18] . Aspergillus sp.…”

KARAKTERISASI DAN UJI POTENSI JAMUR ENDOFIT PADA DAUN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SEBAGAI PENGENDALI PATOGEN Fusarium sp. dan Alternaria sp.

“…Pestisida memainkan peran penting dalam pengelolaan penyakit tanaman, namun penggunaan pestisida yang berlebihan dan tidak rasional telah menjadi perhatian dan dapat merugikan bagi pertanian berkelanjutan karena menimbulkan dampak resistensi pestisida antibiotika (Hongxing et al, 2017). Dalam mengendalikan penyakit pada tanaman yang aman dan ramah lingkungan dapat memanfaatkan biopestisida yaitu menggunakan agensia hayati berupa jamur endofit (Akhsan et al, 2021).…”

“…Jamur endofit terdapat pada berbagai jenis tanaman dengan karakteristik yang berbeda-beda, salah satunya pada tanaman bawang merah, selain kegunaannya sebagai bumbu dapur bawang merah juga memiliki kandungan senyawa polifenol, flavonol, flavonoid, dan tannin yang berperan sebagai antioksidan, antibakteri, dan antijamur (Octaviani et al, 2019). Berdasarkan hasil penelitian Akhsan et al, (2021) jamur endofit yang terdapat dari tanaman bawang merah teridentifikasi 5 jenis meliputi Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Trichoderma sp.…”