Caulerpa sp atau biasa disebut anggur laut merupakan alga laut yang tergolong dalam kelas Chorophyceae. Lamun merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mudah beradaptasi di perairan yang memiliki salinitas yang tinggi di dalam air. Salah satu permasalahan yang di hadapi yaitu pengembangan Caulerpa sp disulawesi selatan, sampai saat ini belum diketahui dengan pasti lokasi budidaya atau sebaran anggur laut (Caulerpa sp). Pengambilan data Caulerpa sp dan Lamun menggunakan metode transek kuadran. Ditemukan dua jenis lamun yaitu Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Sedangkan jenis anggur laut yaitu Caulerpa lentillifera dan Caulerpa racemosa. Nilai kerapatan jenis Enhalus acoroides yaitu 63,2 ind/m² dan Thalassia hemprichii yaitu 33,92 ind/m². jenis Enhalus acoroides memiliki kerapatan tertinggi yaitu pada stasiun 1 sebesar 34,24 ind/m² dan stasiun 2 sebesar 28,98 ind/m², kerapatan relatif Caulerpa racemosa yaitu pada stasiun 1 sebesar 83,50% dan stasiun 2 sebesar 68,37%. Caulerpa lentillifera dengan nilai kerapatan relatif pada stasiun 1 16,50% dan stasiun 2 sebesar 31,63%. Nilai kerapatan total jenis lamun sebesar 97,12 ind/m² dengan kondisi kerapatan lamun termasuk dalam skala 3 dengan nilai kerapatan 75-125 ind/m² (agak rapat). Kerapatan relatif anggur laut jenis Caulerpa racemosa sebesar 75,94% dan Caulerpa lentillifera sebesar 24,06%. Hubungan kerapatan jenis lamun terhadap kerapatan anggur laut memiliki korelasi derajat sempurna dengan nilai -923 (0,81 sampai dengan 1,00) dan bentuk hubungannya adalah negatif yang berarti semakin tinggi kepadatan jenis lamun, maka semakin rendah kepadatan relatif anggur laut begitu pula sebaliknya. Hasil analisis uji t diperoleh nilai Sig. sebesar 0,077 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukkan kerapatan jenis lamun tidak berpengaruh terhadap kerapatan relatif anggur laut.
Caulerpa sp or commonly called sea grapes is a marine algae belonging to the Chorophyceae class. Seagrasses are flowering plants (Angiosperms) that are easily adaptable in waters that have high salinity in the water. (Audy & Gosari, 2012). One of the problems faced is the development of Caulerpa sp in South Sulawesi, until now the exact location of the cultivation or distribution of sea grapes (Caulerpa sp) has not been known. Caulerpa sp and seagrass data were collected using the quadrant transect method (Litaay, 2014). Two types of seagrass were found, namely Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii. While the types of sea grapes are Caulerpa lentillifera and Caulerpa racemosa. The density value for Enhalus acoroides is 63.2 ind/m² and for Thalassia hemprichii is 33.92 ind/m². the Enhalus acoroides type had the highest density, namely at station 1 of 34.24 ind/m² and station 2 of 28.98 ind/m², the relative density of Caulerpa racemosa was at station 1 of 83.50% and station 2 of 68.37%. Caulerpa lentillifera with a relative density value at station 1 of 16.50% and station 2 of 31.63%. The total density value of seagrass species is 97.12 ind/m² with seagrass density conditions included in a scale of 3 with a density value of 75-125 ind/m² (rather dense). The relative density of Caulerpa racemosa grapes is 75.94% and Caulerpa lentillifera is 24.06%. The relationship between the density of seagrass species and the density of sea grapes has a perfect degree correlation with a value of -923 (0.81 to 1.00) and the opposite form is negative, which means that the higher the density of seagrass species, the lower the relative density of sea grapes and vice versa. The results of the t test analysis obtained the value of Sig. of 0.077 > 0.05 (5% alpha) which indicates the density of seagrass species does not affect the relative density of sea grapes.