“…Kedua, para peneliti yang memosisikan IPM sebagai variabel dependen. Sebagai variabel terikat, beberapa peneliti Indonesia menunjukkan bahwa IPM dipengaruhi PDRB dan tenaga kerja (Hariwan & Swaningrum, 2015), pengeluaran pemerintah di sektor infrastruktur (Putra, 2017), belanja modal (Mirza, 2015;Sandri, Putri, & Dwirandra, 2016), rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita (Arthayanti, Srinadi, & Gandhiadi, 2017), jumlah penduduk (Sari & Priati, 2016), krisis ekonomi (Setiawan & Hakim, 2008), pendidikan (Maulana & Ariwibowo, 2013), pertumbuhan ekonomi (Hasbullah, Fauzi, Fatimah, Yuniarti, & Syarifudin, 2013;Mirza, 2015), dana alokasi khusus (Saputra & Rizki, 2014), desentralisasi fiskal dan investasi swasta (Pramartha & Dwirandra, 2018), gini ratio, pengeluaran non makanan per kapita, dan laju pertumbuhan ekonomi (Rustariyuni, 2014), total aset pemerintah daerah (Mangkunegara, 2015), rasio derajat desentralisasi fiskal dan keserasian belanja langsung (Harliyani & Haryadi, 2016), pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan (Astri, Nikensari, & W., 2013). Tetapi, sebagian peneliti menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi (Dwiyandari & Badera, 2018), tingkat kemiskinan (Mirza, 2015), dan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan pelayanan kesehatan, belanja modal tidak berdampak signifikan terhadap IPM (Mangkunegara, 2015;Putra, 2017 1,000 ** 1,000 ** 1,000 1,000 ** 1,000 ** ,000…”