Debu merupakan partikel padatan halus sangat kecil dan sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari termasuk debu rumah. Debu rumah berasal dari partikrl dan destrimen yang berasal dari rambut, daki, bulu binatang, cat, sisa makanan, serangga, spora jamur, tungau dan lain-lain. Tungau debu rumah (TDR) terdapat dalam debu rumah dan berukuran sangat kecil. TDR merupakan sumber alergen penyebab alergi, misalnya rhinokongjunitivitas alergi, asma, dermatitis atopik, dan penyakit kulit lain. Bagian tubuh tungau debu rumah merupakan sumber allergen seperti kutikula, organ seks dan saluran cerna. Tungau debu rumah (TDR) paling banyak ditemukan di dalam rumah seperti kasur, seprei, selimut, boneka, perabot rumah tangga, karpet dan lain-lain. Suhu dan kelembapan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan TDR. Suhu optimal untuk perkembangan TDR yaitu 25-30 ˚C dengan kelembapan 70-80%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan jumlah tungau debu rumah menggunakan larutan Asam Laktat 90% dan KOH 10% pada metode voorhorst. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Independent Sample T-Test, hasilnya tidak terdapat perbedaan signifikan pada jumlah TDR antara larutan Asam Laktat 90% dan KOH 10%. Jumlah tungau debu rumah menggunakan larutan Asam Laktat 90% pada metode voorhorst yaitu sebanyak 12 ekor tungau. Jumlah tungau debu rumah menggunakan larutan KOH 10% pada metode voorhorst yaitu sebanyak 11 ekor tungau. Tidak terdapat perbedaan jumlah tungau debu rumah menggunakan larutan Asam Laktat 90% dan KOH 10% pada metode voorhorst.