Iman Kristen Sejati:  Proses Bertumbuh Dan Berbuah Dalam Kebenaran Berdasarkan Matius 13:24-30

Doma, Yabes; Christiani, Abeta

doi:10.56194/spr.v2i2.32

Cited by 3 publications

(3 citation statements)

References 1 publication

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…God used trials through the people around him, in this case in the form of a threat of murder by the Jews, to put pressure and test how steadfast his heart was in following God and his calling. God often used trials as a means to strengthen the faith of believers, in accordance with the principle taught by Jesus in some parables, as recorded in Matthew 13 (Doma & Christiani, 2022;Nainupu, 2022).…”

Section: Serving With Great Struggle During Persecutionmentioning

confidence: 99%

Paul's Principles of Pastoral Care in Acts 20:17-38 and His Challenges to Pastoral Leaders

Budiyono,

Jani

2024

EJTI

View full text Add to dashboard Cite

This article aims to analyze the pastoral service practices of Paul that are worthy of being imitated by the local church leaders today by focusing on the content of his farewell speech to the elders of the church in Ephesus based on Luke's record in Acts 20:17-38. The narrative hermeneutic method will analyze each statement related to his service actions. The results of the analysis show the pastoral service practices that are lived, taught, and need to be imitated by church leaders today in Indonesia. The study results show that the Apostle Paul presents the principles of pastoral service that are timeless and relevant to the context of local church service today. The fundamental principles he taught and the challenges pastoral leaders face today are: First, making the most of time. Pastoral leaders in the present era are challenged to maximize every opportunity in their service, especially amid many distractions and demands of the times. Second, he emphasizes the importance of humility in service. Today's leaders must be aware of the danger of arrogance and constantly realize their trustworthy source of strength. Third, Paul not only serves with enthusiasm but also with deep emotion. This challenges today's church leaders to engage emotionally, empathize with the congregation, and feel grief and joy with them. Fourth, he often faces threats and dangers in his service. Church leaders must be ready to face challenges, especially when voicing the truth of the Bible in an increasingly secular cultural context. Fifth, serving with teaching. He emphasizes the importance of correct and profound teaching. In the information age full of false teachings, pastoral leaders are challenged to continue to provide teaching based on the Bible and relevant to their congregation.

show abstract

Section: Serving With Great Struggle During Persecutionmentioning

confidence: 99%

Paul's Principles of Pastoral Care in Acts 20:17-38 and His Challenges to Pastoral Leaders

Budiyono,

Jani

2024

EJTI

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…40 Oleh sebab itu, dalam menghadapi gelombang paham relativisme di era postmodern yang dapat memudarkan iman orang percaya, perlu berpegang teguh dengan kebenaran Firman Tuhan, mendengar firman Tuhan, sehingga Firman Tuhan itulah yang akan menjadi pegangan bagi setiap orang percaya untuk hidup taat dan setia ke pada Tuhan. 41 Gadhi menyatakan bahwa kebenaran sejati hanyalah Allah. 42 Sebagai wujud nyata seseorang menjadikan Alkitab sebagai pegangan dalam hidupnya ialah dengan membaca, mendengar, merenungkan serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.…”

Section: Berpegang Teguh Pada Kebenaran Allahunclassified

Makna Frasa “Jagalah Hati” Dalam Amsal 4 :23 Bagi Kaum Muda Postmodern

Cong,

Kati,

Hasibuan

2024

JTK

View full text Add to dashboard Cite

Postmodern ialah era yang memunculkan sebuah pemahaman baru di kalangan kehidupan masyarakat yakni paham relativisme. Paham ini menyatakan bahwa kebenaran ialah bersifat relative, tergantung pada kondisi kehidupan. Berdasarkan pandangan paham relativisme, kebenaran Firman Allah adalah suatu hal yang tidak mutlak, sebab kebenaran menurut seseorang belum tentu kebenaran menurut orang lain. Hal ini akan membawa pengaruh negatif bagi pertumbuhan iman anak-anak muda Kristen dan dapat membuat mereka menjauh dari kebenaran yang hakiki berdasarkan pengajaran Alkitab. Oleh sebab itu, pada penelitian ini penulis meneliti bagaimana nasihat tentang menjaga hati di Amsal 4:23 dapat dimaknai dalam konteks kaum muda dalam mempertahankan imannya di era postmodern ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan eksegesis ayat dan menemukan makna penting dari frasa menjaga hati. Hasil tafsiran yang ditemukan adalah menjaga hati diimplementasikan dengan berpegang teguh pada kebenaran Alkitab dan bersikap toleran tanpa mereduksi iman. Relativisme tidak bisa diterima sebelum adanya fondasi kebenaran yang kuat dalam hati kaum muda postmodern.

show abstract

“…Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa pengikut Yesus harus siap menghadapi cobaan, termasuk penganiayaan, karena iman yang hidup sering kali menghadapi tantangan. Kesetiaan dalam penganiayaan memberikan contoh dan dorongan bagi orang percaya untuk tetap teguh dalam iman ketika dihadapkan pada tekanan, penghinaan, atau penganiayaan (Doma & Christiani, 2022). Dengan melihat kesetiaan para rasul, orang percaya dapat menemukan kekuatan dan keyakinan untuk menghadapi cobaan dengan iman yang kokoh; Kedua, Menguatkan persekutuan dan dukungan antar sesama percaya.…”

Section: Pentingnya Kesetiaan Dalam Penganiayaanunclassified

Prinsip Pembangunan Iman Jemaat Berdasarkan Kisah Para Rasul

Patandean,

Kristiawati

2023

NCCET

View full text Add to dashboard Cite

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis prinsip-prinsip pembangunan iman jemaat yang terdapat dalam Kisah Para Rasul. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan beberapa prinsip pembangunan iman jemaat dalam Kisah Para Rasul adalah Pertama, ajaran Injil menjadi pusat perhatian dan fokus utama para rasul. Para rasul berkomitmen untuk menyebarkan ajaran Injil kepada semua orang dan membentuk komunitas Kristen yang hidup berdasarkan prinsip-prinsip Injil; Kedua, Kisah Para Rasul menekankan pada kehidupan berjemaat sebagai fondasi dalam komunitas Kristen mula-mula. Kehidupan berjemaat dalam jemaat mula-mula melibatkan pengajaran, persekutuan, saling berbagi, penyembahan, dan pengukuhan iman bersama; Ketiga, Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa kuasa Roh Kudus berperan penting dalam pertumbuhan iman para rasul, hal ini tampak dari peran Roh Kudus yang memberikan mereka kekuatan, keberanian, pengertian, penggenapan janji, dan pengalaman rohani yang memperdalam hubungan mereka dengan Allah; Keempat, Pentingnya kesetiaan dalam penganiayaan bagi para pengikut Yesus yang terlihat dalam keberanian untuk terus memberitakan Injil, mengampuni para penganiaya, dan memuji Allah bahkan dalam situasi yang sulit dan penuh penderitaan.

show abstract

Iman Kristen Sejati: Proses Bertumbuh Dan Berbuah Dalam Kebenaran Berdasarkan Matius 13:24-30

Cited by 3 publications

References 1 publication

Paul's Principles of Pastoral Care in Acts 20:17-38 and His Challenges to Pastoral Leaders

Paul's Principles of Pastoral Care in Acts 20:17-38 and His Challenges to Pastoral Leaders

Makna Frasa “Jagalah Hati” Dalam Amsal 4 :23 Bagi Kaum Muda Postmodern

Prinsip Pembangunan Iman Jemaat Berdasarkan Kisah Para Rasul

Contact Info

Product

Resources

About