Pada tahun 2021, produksi bawang merah di Indonesia mencapai 2.004,59 ribu ton. Bawang merah memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia, tetapi petani belum memanfaatkan sepenuhnya inovasi pertanian. Adopsi inovasi dan teknologi pertanian komoditas bawang merah memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas bawang merah, kesejahteraan dan ketahanan pangan khususnya bagi petani di daerah tempat pelaksanaan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak penyebarluasan inovasi pertanian komoditas bawang merah yang diaplikasikan di tiga daerah sentra produksi bawang merah (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Barat). Metode penelitian yang digunakan bersifat kombinasi, yaitu metode kuantitatif yang dianalisis menggunakan structural equation modeling - partial least square (SEM-PLS) dan metode kualitatif yang dianalisis melalui studi pustaka dan wawancara. Responden penelitian sebanyak 93 orang petani bawang merah di tiga lokasi penelitian. Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu sumber, pesan, saluran, dan penerima, sedangkan variabel dependen yaitu output dan dampak awal. Temuan penelitian menyatakan bahwa variabel output secara langsung berpengaruh signifikan terhadap variabel dampak awal. Variabel pesan dan penerima memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel output. Sementara itu, variabel pesan dan penerima secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap variabel dampak awal. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa keunggulan teknologi, kesesuaian teknologi dengan kebutuhan, pendidikan informal, kapasitas petani, tingkat adopsi, dan peningkatan produktivitas usaha tani mampu meningkatkan pendapatan dan ketahanan petani responden serta mampu mempercepat difusi inovasi teknologi pertanian ke petani komoditas bawang merah.