2018
DOI: 10.15294/jte.v10i2.18628
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Implementasi Enkripsi Data Secure Hash Algorithm (SHA-256) dan Message Digest Algorithm (MD5) pada Proses Pengamanan Kata Sandi Sistem Penjadwalan Karyawan

Abstract: There are various types of encryption that can be used, for example MD5 and SHA-256. However, using MD5 or SHA-256 alone is not safe enough because it can be solved by using a brute force attack. The method of working is very simple is to try all possible combinations. This study aims to develop MD5 and SHA256 collaboration methods. Encryption is applied to the user's password on the web login system. Simulation results can be tested by measuring resistance to brute force attacks and the value of the avalanche… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
2
0
8

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(10 citation statements)
references
References 4 publications
0
2
0
8
Order By: Relevance
“…Enkripsi mengubah data asli (sering disebut plaintext) dengan data yang dihasilkan (data sensitif disebut ciphertext). [6]. Enkripsi data memiliki fungsi terkenal yang disebut hashing.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Enkripsi mengubah data asli (sering disebut plaintext) dengan data yang dihasilkan (data sensitif disebut ciphertext). [6]. Enkripsi data memiliki fungsi terkenal yang disebut hashing.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…MD5 adalah fungsi matematika yang memodifikasi variabel data yang berukuran besar kemudian disederhanakan. Sebaliknya SHA-256 adalah fungsi hash satu arah yang dirancang oleh Institut Standar dan Teknologi Nasional (NIST) pada tahun 2002 dan versi SHA-2 [6].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam kriptografi dikenal dengan dua penyandian, yakni enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah sebuah proses penyandian yang mengubah sebuah kode pesan yang mudah dimengerti (plaintext) menjadi sebuah kode pesan yang tidak bisa dimengerti (ciphertext) [3]. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu proses penyandian yang mengubah sebuah kode pesan yang tidak bisa dimengerti (ciphertext) menjadi kode pesan yang mudah dimengerti (plaintext).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…In SHA512 there are 80 rounds and for padding bits it is done as in sha-1, but the block size in SHA512 becomes 1024 bits [4]. While the MD5 algorithm was designed by Ron Rivest whose use is very popular among the open-source community as a checksum for downloadable files [5] which has a block size of 512 bits with a digest size of 128 bits.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%