2022
DOI: 10.36729/jam.v7i2.869
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Implementasi Keperawatan Teknik Bercakap-Cakap Pada Pasien Halusinasi Pendengaran

Abstract: Latar Belakang: Pasien dengan masalah gangguan halusinasi pendengaran apabila tidak ditangani secara baik dapat menimbulkan resiko terhadap keamanan diri pasien dan orang lain. Bercakap-cakap dengan orang lain merupakan upaya untuk mengurangi munculnya halusinasi pada pasien. Tujuan: Mengetahui gambaran implementasi keperawatan teknik bercakap-cakap pada pasien halusinasi pendengaran. Metode: Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus bersifat deskriptif, dengan metode implementasi menggunakan as… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
3
0
1

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(4 citation statements)
references
References 2 publications
0
3
0
1
Order By: Relevance
“…Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fresia, Rochmawati dan Arief (2015), penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen menunjukan perbedaan kemampuan, yang dilakukan kemampuan mengontrol halusinasi post test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, mengunakan uji man whitney dengan nilai p=0.000 (p kurang dari 0.05) maka dari itu setelah diberikan intervensi bercakap-cakap dengan orang lain terdapat perubahan kemampuan (Larasaty & Hargiana, 2019). Berdasarkan penelitian oleh (Fresa et al, 2015) yaitu dilakukannya intervensi bercakap-cakap terhadap penderita halusinasi yang ditujukan pada 27 responden dengan hasil terjadi perubahan dalam pengontrolan halusinasi dengan teknik bercakap-cakap. Sebelum dilakukan intervensi didapatkan data bahwa 27 orang tersebut berkemampuan kurang dalam pengontrolan halusinasi, namun setelah diberikan intervensi didapatkan hasil 18 responden bekemampuan cukup dan 9 responden berkemampuan baik dalam mengatasi halusinasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fresia, Rochmawati dan Arief (2015), penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen menunjukan perbedaan kemampuan, yang dilakukan kemampuan mengontrol halusinasi post test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, mengunakan uji man whitney dengan nilai p=0.000 (p kurang dari 0.05) maka dari itu setelah diberikan intervensi bercakap-cakap dengan orang lain terdapat perubahan kemampuan (Larasaty & Hargiana, 2019). Berdasarkan penelitian oleh (Fresa et al, 2015) yaitu dilakukannya intervensi bercakap-cakap terhadap penderita halusinasi yang ditujukan pada 27 responden dengan hasil terjadi perubahan dalam pengontrolan halusinasi dengan teknik bercakap-cakap. Sebelum dilakukan intervensi didapatkan data bahwa 27 orang tersebut berkemampuan kurang dalam pengontrolan halusinasi, namun setelah diberikan intervensi didapatkan hasil 18 responden bekemampuan cukup dan 9 responden berkemampuan baik dalam mengatasi halusinasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hallucinations are a perception disorder where a person wrongly perceives something that is not actually happening [2] There are several types of hallucinations in patients with mental disorders, including auditory, visual, taste, smell and touch hallucinations [3]. However, a mental disorder problem that often occurs is auditory hallucinations [4].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…However, a mental disorder problem that often occurs is auditory hallucinations [4]. Auditory hallucinations are perceptual disturbances that the patient hears but has no form, the sounds that appear can be unpleasant, threatening to kill and destroying [2]. Some auditory hallucinations involve threats of killing, self-harm and injuring others [3].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation